Serem! Begini Mitos Horor Jumat Kliwon dalam Kalender Jawa Weton

Dalam kalender Jawa weton, tanggal 7 Februari 2025 jatuh Jumat Kliwon yang bertepatan dengan 8 Ruwah 1958 Je. Jumat Kliwon dipercaya sebagai momen penuh energi mistis yang kerap dikaitkan dengan aktivitas supernatural.

Berikut deretan mitos horor yang masih melekat pada hari ini:

1. Aktivitas Hantu dan Roh Meningkat

Baca Juga: Kalender Jawa Weton Sabtu 23 Agustus 2025: Jangan Tebang Pohon!

Masyarakat Jawa meyakini bahwa pada malam Jumat Kliwon, gerbang dunia gaib terbuka lebar, memungkinkan arwah gentayangan berkeliaran. Banyak cerita horor tentang penampakan kuntilanak, genderuwo atau pocong yang diyakini lebih aktif pada malam ini.

2. Arwah Leluhur Pulang ke Rumah

Beberapa keluarga Jawa masih melakukan ritual nyadran (menyajikan makanan favorit leluhur) karena percaya arwah keluarga yang telah meninggal akan berkunjung. Makanan seperti tumpeng dan kembang ditata sebagai bentuk penghormatan.

Baca Juga: Kalender Jawa Weton 14 Mei 2025 Jatuh Rabu Legi, Hindari Kunjungan ke Makam

3. Waktu Terbaik untuk Ritual Gelap

Jumat Kliwon dianggap sebagai momen ideal untuk praktik santet atau ilmu hitam. Energi magis yang kuat dipercaya memperkuat mantra, sehingga ritual seperti pengiriman gangguan sering dilakukan pada malam ini.

ilustrasi dilarang keluar malam [meta al]

4. Larangan Bepergian Malam Hari

Ada pantangan untuk tidak keluar rumah setelah magrib, terutama ke tempat sepi seperti hutan atau sungai. Mitos menyebutkan, mereka yang melanggar berisiko kerasukan atau mengalami kesurupan.

5. Pencurian Tali Pocong

Masyarakat percaya bahwa tali pocong dari jenazah yang meninggal pada Jumat Kliwon memiliki kekuatan magis. Tali ini kerap dicuri untuk dijadikan jimat atau bahan ritual mistis.

6. Kelahiran Bayi Beraura Kuat

Bayi yang lahir pada Jumat Kliwon diyakini memiliki kekuatan spiritual khusus, seperti kemampuan meramal atau melihat makhluk gaib. Namun, ada juga kepercayaan bahwa mereka rentan diganggu roh jahat.

Meski sarat mitos, Jumat Kliwon juga dimaknai sebagai waktu introspeksi diri dalam filosofi Jawa. Beberapa ritual seperti ruwatan (penyucian diri) dan tirakat (puasa) tetap dilakukan, meski sebagian ulama mengingatkan agar tidak terjebak takhayul.

Generasi muda mulai meninggalkan mitos ini, tetapi di daerah pedesaan, tradisi seperti larung sesaji atau ziarah kubur masih dilakukan.

Dengan beragamnya interpretasi, Jumat Kliwon tetap menjadi fenomena budaya yang mengundang rasa ingin tahu sekaligus hormat terhadap warisan leluhur Jawa.