Nasional

Setahun Penangkapan, Pendiri Telegram Pavel Durov: Lebih Baik Mati daripada Bocorkan Akses

26 Agustus 2025 | 22:18 WIB
Setahun Penangkapan, Pendiri Telegram Pavel Durov: Lebih Baik Mati daripada Bocorkan Akses
Pavel Durov. (Instagram)

Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov kurang lebih telah setahun dari penangkapan oleh otoritas Prancis. Ia mengatakan “lebih baik mati” daripada memberikan pihak ketiga akses ke pesan di Telegram dalam pernyataannya di media sosial.

rb-1

Pavel Durov ditahan oleh otoritas Prancis tahun lalu dan didakwa dengan enam tindak pidana terkait aktivitas ilegal di platformnya. Durov mengatakan penangkapannya adalah “tidak masuk akal secara hukum maupun logika.”

Privasi Data Soal Hidup dan Mati

rb-3

Foto kolase Muhammad Ilham Pradipta (kiri) dan Dwi Hartono, pengusaha yang diduga jadi otak penculikan dan pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih tersebut. [Instagram]Foto kolase Muhammad Ilham Pradipta (kiri) dan Dwi Hartono, pengusaha yang diduga jadi otak penculikan dan pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih tersebut. [Instagram]

Dalam sebuah unggahan di media sosial X pada Minggu, 24 Agustus 2025, Pavel menyampaikan pendiriannya terkait keamanan akses Telegram dari pihak ketiga.

“I’d rather die — no third party has access to private messages on Telegram (Saya lebih baik mati — tidak ada pihak ketiga yang memiliki akses ke pesan pribadi di Telegram),” tulis pengusaha kelahiran Rusia itu sebagai tanggapan atas komentar yang menyebut dirinya telah memberikan otoritas Prancis “akses belakang” ke data Telegram, seperti dikutip Business Insider.

Durov menjadi simbol perjuangan atas privasi data pengguna antara perusahaan media sosial dan pemerintah nasional setelah ia ditangkap oleh otoritas Prancis setahun lalu, pada Agustus 2024.

CEO itu ditahan selama empat hari dan dituduh terlibat dalam pembiaran terjadinya aktivitas kriminal di Telegram. Ia membantah semua tuduhan pidana yang diarahkan kepadanya.

Utas di X

CEO Telegram Pavel Durov. (Instagram)CEO Telegram Pavel Durov. (Instagram)

Durov membagikan utas empat bagian tentang kasus yang masih berlangsung itu di X pada Minggu, bertepatan dengan peringatan penangkapannya.

“Satu tahun lalu, polisi Prancis menahan saya selama 4 hari karena beberapa orang yang tidak pernah saya kenal menggunakan Telegram untuk mengoordinasikan kejahatan,” tulis Durov dalam utas tersebut.

“Menangkap seorang CEO dari platform besar atas tindakan para penggunanya bukan hanya belum pernah terjadi sebelumnya — tetapi juga tidak masuk akal secara hukum maupun logika,” katanya.

Jaksa Prancis mendakwa Durov pada akhir Agustus 2024 dengan enam tindak pidana, termasuk “bersekongkol” dalam distribusi materi pelecehan seksual anak dan perdagangan narkoba, dengan dalih ia membiarkan aktivitas ilegal berkembang di Telegram sambil menolak bekerja sama dengan otoritas.

Durov mengatakan di X bahwa penyelidikan terhadap dirinya “masih kesulitan menemukan apa pun yang salah yang saya atau Telegram lakukan.”

Dalam unggahannya pada Minggu, Durov mengatakan ia belum memiliki tanggal banding dan harus kembali ke Prancis setiap 14 hari. Durov tidak, tapi masih dalam pengawasan hukum dan sekarang kemungkinan tinggal di Dubai, Uni Emirat Arab.

Tag pavel durov pavel durov ditahan pendiri telegram data telegram

Terkait