Setelah Delegasi 12 Negara Eropa, Kini Jateng Dikunjungi Dubes Singapura Jajaki Peluang Investasi
Jawa Tengah

Provinsi Jawa Tengah menjadi magnet banyak negara, bukan hanya di Asia tapi juga belasan negara di Eropa. Kemarin, kunjungan datang dari delegasi 12 negara di Eropa menjajaki peluang kerja sama beras rendah karbon yang diproduksi di sejumlah daerah di Jateng. Hari ini datang Dubes Singapura Kwok Fook Seng menjajaki peluang investasi di Jateng.
Kunjung Dubes Kwok Fook Seng disambut Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin di Kantor Gubernur, Selasa (1/7/2025). Kunjungan tersebut juga membahas peluang investasi dari Singapura, untuk mengembangkan ekonomi hijau di Jawa Tengah, khususnya di beberapa kawasan industri yang ada.
Luthfi membeberkan, Singapura merupakan salah satu negara dengan nilai investasi yang besar di Jawa Tengah. Tercatat pada triwulan I 2025, nilai investasi Singapura di Jawa Tengah mencapai Rp2,081 triliun. Jumlah itu masih mungkin bertambah sampai akhir tahun nanti.
Bahkan, investasi dari Singapura juga meningkat dari tahun ke tahun, yakni 2021 sebesar Rp1,9 triliun, 2022 sebesar Rp4,1 triliun, 2023 sebesar Rp4,6 triliun, dan 2024 sebesar Rp8,6 triliun.
“Hal ini perlu kita tingkatkan. Beliau sudah menyampaikan, terutama terkait green industry atau ekonomi hijau, akan kita kerjakan. Jadi mulai solar panel, biomigas, biothermal, dan sebagainya,” beber Luthfi, seusai pertemuan, dilansir Humas Jateng.
Potensi Ekonomi Hijau di Jateng
Terkait energi baru terbarukan yang menjadi salah satu penopang ekonomi hijau, dia menyebutkan, potensi di Jawa Tengah cukup besar. Mulai dari gas alam, panas bumi, sampai panel surya.
“Investasi sangat diperlukan untuk merealisasikan hal itu,” ujar Luthfi.
Selain itu, gubernur juga memaparkan sejumlah potensi lain, yang bisa dikerjasamakan untuk menarik investor. Di antaranya terkait dengan pariwisata dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), juga bagaimana produksi kopi di Jawa Tengah yang bisa saja masuk ke pasar Singapura.
“Kami kemarin sudah melakukan kerja sama dengan tiga Gubernur di Kepulauan Riau. Kami ingin wirausaha kita, baik hasil pertanian maupun peternakan seperti bawang merah, ayam, bahkan kopi, bisa masuk ke Singapura. Kami coba tempelkan dengan provinsi atau pedagang yang sudah punya trademark di Singapura, salah satunya di Kepulauan Riau itu,” jelasnya.
Gubernur Jateng Bentuk Tim Tindaklanjuti Peluang Investasi Singapura
Luthfi sedang menyiapkan tim untuk menindaklanjuti tawaran kerja sama dengan Pemerintah Singapura tersebut. Dia juga akan datang atau mengirim delegasi ke Singapura, untuk mempromosikan peluang dan potensi investasi di Jawa Tengah.
“Kita berjanji akan datang ke Singapura, dalam rangka eksplorasi investasi Singapura di Jawa Tengah,” ujarnya.
Dubes Singapura untuk Indonesia, Kwok Fook Seng, mengatakan, hubungan antara Singapura dengan Jawa Tengah sudah terjalin erat. Singapura juga sudah tahu jika industri di Jawa Tengah tumbuh dengan sangat baik, dengan aktivitas yang luar biasa. Mulai dari Kawasan Industri Kendal (KIK), KITB, dan lainnya.
Ditambahkan, banyak potensi yang bisa dikerjasamakan dengan Jawa Tengah, khususnya terkait pengembangan ekonomi hijau. Menurut Kwok, ekonomi hijau juga menjadi bagian dari hilirisasi industri masa depan.
Dia meyakini, pengembangan ekonomi hijau akan menarik minat para investor. Sebab, banyak investor yang akan masuk ke Jawa Tengah atau Indonesia, menanyakan tentang kesediaan sumber energi baru terbarukan.
Konektivitas dan Kebutuhan Logistik
Dalam pertemuan itu juga dibahas tentang konektivitas dan kebutuhan logistik. Dari sekian banyak hal yang diproduksi di Jawa Tengah, tutur Kwok, diperlukan konektivitas logistik yang bagus. Pihak Singapura berupaya membantu untuk membawa bahan baku, dan mengekspor barang produksi ke seluruh dunia.
“Jadi kemitraan antara Singapura dan Jawa Tengah ini sangat kuat. Kami berharap terus berkembang,” tandas dia.***