Setelah Ribuan Purnama, Makam Soekarno Akhirnya Didatangi Cucu dan Cicit
Kunjungan penuh makna terjadi di Blitar, Jawa Timur. Kartika Sari Dewi Soekarno, putri Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Sukarno, akhirnya menziarahi makam ayahandanya setelah penantian panjang selama lebih dari lima dekade.
Kedatangan Kartika Sari Dewi ke pusara Bung Karno menjadi momen bersejarah. Sejak terakhir kali berziarah pada tahun 1970, ketika dirinya masih berusia tiga tahun,
Baca Juga: Jenazah Yurike Sanger, Istri ke-7 Soekarno Tiba di Jakarta Hari Ini
Kartika tak pernah lagi hadir secara langsung di hadapan makam sang Proklamator. Kini, setelah 55 tahun berlalu, ia kembali dengan penuh haru.
Melalui akun Instagram pribadinya, Kartika membagikan potret saat dirinya berdoa khusyuk di pusara sang ayah.
Dalam momen tersebut, ia tampak ditemani oleh putranya, Frederik Kiran Soekarno Seegers, cucu Bung Karno.
Baca Juga: Jenazah Yurike Sanger Dimakamkan di TPU Tanah Kusir Blok Pahlawan Perintis
Ziarah yang Emosional
Kartika Sari Dewi Soekarno ziarah ke makam Soekarno. (Instagram @kartikasoekarnofoundation)
Kartika mengaku, kunjungan kali ini terasa begitu emosional baginya. Ia menyebut perjalanan spiritual tersebut bukan sekadar ritual, melainkan wujud kerinduan yang terpendam selama puluhan tahun.
"Datang ke Blitar setelah sekian lama membuat saya merasa sangat emosional. Terakhir kali saya datang saat masih berusia 3 tahun. Saya selalu berdoa memohon maaf dan dukungan dari Papa," ungkap Kartika, seperti dilansir RRI.
Dalam kesempatan itu, ia bersama sang putra juga menaburkan bunga di atas makam, sebagai simbol penghormatan kepada Bung Karno.
Ikatan Batin yang Tak Pernah Pudar
Kartika Sari Dewi Soekarno bersama anaknya Frederik Kiran Soekarno ziarah ke makam Soekarno. IG
Meski lama tinggal di luar negeri, Kartika menegaskan ikatan batin dengan ayahandanya tak pernah hilang. Kehadirannya di Blitar seolah menjadi pengingat bahwa jarak dan waktu tak mampu memutuskan tali kasih seorang anak kepada ayahnya.
Kartika lahir di Tokyo pada 11 Maret 1967, dari pasangan Soekarno dan Ratna Sari Dewi. Sejak wafatnya sang ayah pada tahun 1970, ia lebih banyak menetap di luar negeri.
Menjaga Warisan Sang Proklamator
Selain ziarah, Kartika juga aktif melanjutkan perjuangan ayahnya lewat berbagai kegiatan sosial. Melalui yayasan Kartika Soekarno Foundation, ia berfokus pada pendidikan dan kemanusiaan, baik di Indonesia maupun di berbagai negara lainnya.
Dengan langkah kecil namun penuh makna, Kartika berusaha menjaga api semangat Bung Karno tetap menyala, sekaligus meneguhkan dirinya sebagai penerus yang tetap setia pada warisan sejarah sang ayah.