Siap-siap Harga Minyak Bakal Melambung Tinggi! Iran Tutup Selat Hormuz Jalur Pelayaran Minyak Dunia
Ekonomi Bisnis

Apa yang dikhawatirkan dunia terkait meningkatkan eskalasi ketegangan Israel-Iran dan kini masuk Amerika adalah ditutupnya Selat Hormuz menjadi lintasan kapal pembawa pasokan minyak dunia.
Ini artinya lampu merah bagi seperlima pasokan minyak dunia.
Setelah pemboman Amerika terhadap tiga situs nuklir Iran, Parlemen pun memutuskan menutup Selat Hormuz, jalur pelayaran penting yang dilakui sekitar 20 persen minyak harian dunia.
Baca Juga: Konflik Israel-Iran Makin Panas! AS Berangkatkan Pesawat 'Mengerikan' Pembom Siluman B-2 ke Guam
Jadi siap-siap saja kalau besok harga minyak makin melambung gara-gara langkah tegas Iran ini.
Blokir Pengiriman Minyak Senilai $1 Miliar Dolar
Ayatollah Ali Khamenei/Foto: Instagram Ali Khamenei
Dilansir New York Post, langkah tersebut, yang dapat memblokir pengiriman minyak senilai $1 miliar per hari, kemungkinan akan membuat harga minyak melonjak.
Baca Juga: Kepala Badan Atom Internasional: Fasilitas Nuklir Iran tak Hancur Total, Masih Bisa Perkaya Uranium
Langkah tersebut akan mulai berlaku sambil menunggu keputusan akhir dari Dewan Tertinggi Iran.
Keputusan Dewan Tertinggi harus diambil malam ini, menurut Press TV milik pemerintah Iran.
Penutupan Selat Hormuz Respon Iran atas Pemboman AS
Eskalasi besar Iran sebagai tanggapan atas serangan AS terhadap fasilitas nuklirnya "akan dilakukan kapan pun diperlukan," kata Email Kosari, Komandan Garda Revolusi, pada hari Minggu.
Selat tersebut menghubungkan Teluk Oman dengan Teluk Persia. Selat tersebut berbatasan dengan Iran di utara dan Oman serta Uni Emirat Arab di selatan. Selat yang menghubungkan Teluk Oman dengan Teluk Persia merupakan salah satu titik sempit paling kritis di dunia — hanya selebar 20 mil pada titik tersempitnya.
Jalur pelayaran di selat itu — area yang cukup dalam untuk dilalui kapal — bahkan lebih sempit lagi, yakni kurang dari dua mil lebarnya di setiap arah, sehingga jauh lebih rentan terhadap serangan dan ancaman penutupan.
Selat itu dangkal, sehingga menjadi target khusus untuk penambangan bawah laut, sementara sempitnya selat itu membuat kapal-kapal yang lewat rentan terhadap serangan rudal berbasis pantai atau intersepsi oleh kapal patroli atau helikopter.
Iran tak Miliki Kewenangan Hukum Blokir Hormuz
Ilustrasi/Foto: tangkap layar YouTube Blooberg-News
Iran tidak memiliki kewenangan hukum untuk memblokir lalu lintas laut melalui Hormuz, dan setiap upaya angkatan lautnya untuk menghalangi masuk ke selat itu kemungkinan akan ditanggapi dengan tanggapan yang kuat.
Kapal-kapal dari Armada Kelima AS, bersama dengan angkatan laut Barat lainnya, berpatroli di area itu setiap saat.
Selat itu berbatasan dengan Iran di utara dan Oman serta Uni Emirat Arab di selatan.
Sebagian besar minyak yang diekspor oleh raksasa petro regional, Iran, Irak, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, dan UEA, semuanya melewati jalur perairan sempit ini.
Asia akan Menanggung Beban Paling Berat
Asia kemungkinan akan menanggung beban paling berat dari penutupan jalur perairan tersebut, dengan Tiongkok, India, Jepang, dan Korea Selatan yang mendapatkan sebagian besar impor minyak mereka melalui selat tersebut.
Tiongkok, pembeli minyak Iran terbesar di dunia dan mitra penting yang sebelumnya telah menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk memblokir sanksi atau resolusi terhadap Teheran, akan sangat terpengaruh oleh penutupan apa pun.
Langkah tersebut juga akan berdampak pada ekonomi Iran sendiri.
April Tahun Lalu Iran Sita Kontainer Terkait Israel
Ilustrasi/Foto: pexels.com
Iran terakhir kali mengganggu lalu lintas di Teluk Persia pada bulan April tahun lalu ketika menyita kapal kontainer yang terkait dengan Israel di dekat Selat Hormuz, menuduh MSC Aries melanggar peraturan maritim.
Pada bulan April 2023, Iran menyita kapal tanker yang menuju AS, dengan klaim bahwa kapal tersebut telah menabrak kapal lain.
Dan pada bulan Mei 2022, dua kapal tanker Yunani ditahan selama enam bulan dalam apa yang secara luas dipandang sebagai pembalasan atas penyitaan minyak Iran di kapal lain oleh otoritas Yunani dan AS.
Pada tahun-tahun sebelumnya, milisi Houthi di Yaman berhasil mengganggu lalu lintas melalui Selat Bab el-Mandeb yang mengarah ke Laut Merah di sisi lain Jazirah Arab.***
Sumber: New York Post, sumber lainnya