Siapa Pendiri PSHT? Perguruan Silat yang Viral Gegara Anggotanya Keroyok Polisi
Hukum

FT News - Perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) tengah jadi sorotan publik lantaran aksi pengeroyokan anggotanya terhadap satu orang anggota polisi di Jember, Jawa Timur pada Senin (22/7) dinihari WIB.
Pasca aksi brutal itu, aparat kepolisian resor Jember, Jawa Timur menangkap sebanyak 22 pesilat. Pada pesilat itu menurut Kapolres Jember AKBP Bayu Pratama Gubunagi tengah diperiksa terkait peran mereka.
Dari 22 anggota pesilat tersebut, lanjut dia, dua orang menyerahkan diri didampingi pengurus PSHT dan 20 orang lainnya dijemput dengan upaya paksa di rumahnya masing-masing.
Baca Juga: Copa del Rey: Madrid ke Final, Lumat Barcelona di Nou Camp
"Sebanyak 22 pelaku terduga pengeroyokan itu, tiga diantaranya masih anak-anak dibawah umur yang berusia 16 tahun dan 17 tahun. Hal itu sangat disayangkan," jelasnya seperti dikutip dari Antara.
Ilustrasi Pengeroyokan
Penyidik masih melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap 22 terduga pelaku pengeroyokan untuk mendalami peran masing-masing karena ada yang berperan melakukan pemukulan, provokasi dan ada yang menjadi saksi atas peristiwa tersebut.
Baca Juga: Terungkap! Ini Daftar Wanita yang Dikasih Duit Abdul Ghani Kasuba
"Kami juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa sepeda motor yang digunakan saat kejadian, telepon genggam, baju yang digunakan saat pengeroyokan terjadi dan bendera PSHT yang akan dijadikan petunjuk," katanya.
Bayu menjelaskan jumlah terduga pelaku pengeroyokan terhadap anggotanya masih ada kemungkinan bertambah karena saat ini penyidik masih melakukan pemeriksaan terhadap 22 anggota perguruan silat PSHT yang sudah diamankan.
Kasus pengeroyokan yang dilakukan massa pesilat PSHT terhadap anggota Polsek Kaliwates kemungkinan akan ditangani oleh Polda Jatim karena korban pengeroyokan adalah anggota polisi yang sedang bertugas.
"Bisa jadi kasus itu ditarik ke Polda Jatim karena menyangkut anggota polisi yang jadi korban dan pertimbangan lainnya yakni anggota polisi saja dikeroyok, apalagi masyarakat sipil. Kasus itu sudah menjadi perhatian nasional," ungkapnya.
Siapa Pendiri PSHT
SH Terate merupakan organisasi pencak silat yang tergabung dan salah satu yang turut mendirikan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) pada 18 Mei 1948.
Pada 1903, Ki Ageng Surodiwiryo meletakkan dasar gaya pencak silat Setia Hati di Kampung Tambak Gringsing, Surabaya (kawasan dekat Tanjung Perak).
Sebelumnya, gaya silat ini ia namai Joyo Gendilo Cipto Mulyo dengan sistem persaudaraan yang dinamai Sedulur Tunggal Ketjer. Pada 1917, ia pindah ke Madiun dan mendirikan Persaudaraan Setia Hati di Winongo.
Pada 1922, Ki Hajar Harjo Utomo salah satu pengikut aliran pencak silat Setia Hati yang berasal dari Pilangbango, Madiun meminta izin kepada Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo untuk mendirikan pusat pendidikan pencak silat dengan aliran Setia Hati.
Niat ini dilatarbelakangi keadaan saat itu di mana ilmu pencak silat hanya diajarkan kepada mereka yang memiliki status bangsawan seperti bupati, wedana atau masyarakat bangsawan yang memiliki gelar raden, sehingga Ki Hardjo Oetomo berniat agar ilmu pencak silat ini bisa dipelajari oleh rakyat jelata dan pejuang perintis kemerdekaan.
Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo setuju atas ide ini asalkan pusat pendidikan nanti harus memiliki nama yang berbeda. Akhirnya didirikanlah SH PSC (Persaudaraan Setia Hati "Pemuda Sport Club").
Pengikut Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo yang lain yang telah terhasut beberapa pihak mengganggap pembukaan SH PSC sebagai sebuah pengkhianatan sehingga SH PSC dianggap "SH murtad".
Kelak, pihak-pihak yang mendukung pemurnian aliran Setia Hati dan mengklaim sebagai penerus sah ajaran Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo ini tergabung dalam SH Panti.
Selain itu, adanya tempat latihan ini dianggap oleh Pemerintah Kolonial Belanda sebagai sarana untuk melawan pemerintah kolonial sehingga Ki Hardjo Oetomo ditangkap dan menjalani hukuman pembuangan Belanda di Jember, Cipinang, dan Padangpanjang.
Sistem yang dianut SH PSC ini adalah sistem paguron (perguruan) di mana guru ditempatkan pada tingkat tertinggi sebagai patron perguruan. Sistem pendidikan inilah yang menjadi cikal bakal Persaudaraan Setia Hati Terate