Sinopsis Day of the Dead: Bloodline, Kisah Ilmuwan Melawan Wabah Zombie

Film Day of the Dead: Bloodline hadir untuk para pencinta horor sejati yang rindu dengan kisah klasik bertema zombie.

Menggabungkan ketegangan, aksi, dan drama psikologis, film ini menghidupkan kembali teror dari dunia pasca-apokaliptik yang dipenuhi makhluk haus darah.

Tayang di Bioskop Trans TV, Senin, 27 Oktober 2025 pukul 23.00 WIB, film ini siap membuat malam Anda penuh adrenalin dan rasa tegang tanpa jeda.

Baca Juga: Nostalgia dan Rasa Baru dari How to Train Your Dragon Versi Live Action

Kisah Kelam Tentang Manusia, Ilmu, dan Ketakutan

Film ini berfokus pada Zoe Parker, seorang mahasiswa kedokteran yang magang di rumah sakit. Awalnya, kehidupan Zoe tampak biasa saja, hingga ia bertemu Max, seorang pasien misterius dengan kepribadian obsesif.

Tanpa disangka, rumah sakit tempat Zoe bekerja menjadi titik nol penyebaran virus mematikan yang mengubah manusia menjadi zombie.

Baca Juga: Sinopsis Dragon Lord: Saksikan Aksi Jackie Chan di Bioskop Trans TV Malam Ini

Dalam kekacauan itu, Zoe berhasil kabur, namun Max terinfeksi dan berubah menjadi mayat hidup, membuka babak kelam dari kisah bertahan hidup yang penuh darah.

Lima tahun setelah wabah menghancurkan dunia, Zoe dan sekelompok penyintas tinggal di sebuah bunker militer bawah tanah.

Mereka berusaha membangun kembali kehidupan dengan persediaan terbatas, sementara ancaman zombie terus mengintai di luar.

Sebagai ilmuwan, Zoe berjuang menemukan vaksin penyembuh menggunakan sampel darah zombie.

Namun penelitian itu mengundang bahaya baru karena untuk mengambil sampel, mereka harus menghadapi para zombie secara langsung.

Teror Max: Ketika Zombie Masih Bisa Mengingat

Film Day of the Dead: Bloodline. [Instagram]Hal yang membedakan Day of the Dead: Bloodline dari film zombie lain adalah karakter Max, zombie yang memiliki kemampuan mengingat masa lalu dan menyimpan obsesi pribadi terhadap Zoe.

Meski sudah menjadi makhluk tidak berjiwa, Max tetap mengejar Zoe, menciptakan konflik psikologis mendalam antara masa lalu, rasa takut, dan tanggung jawab ilmiah.

Hubungan ini menjadikan film lebih dari sekadar horor, ia juga menghadirkan ketegangan emosional yang kuat.

Ketika salah satu anak di bunker jatuh sakit, Zoe dan timnya terpaksa keluar mencari obat-obatan.

Misi berisiko itu berubah menjadi mimpi buruk ketika kelompok mereka diserang kawanan zombie ganas.

Beberapa anggota tewas, sementara yang selamat harus menghadapi trauma, ketakutan, dan konflik batin di dalam bunker.

Tekanan dan paranoia perlahan menggerogoti rasa kemanusiaan mereka, menegaskan bahwa terkadang musuh terbesar bukan zombie—melainkan sesama manusia.

Pesan Moral dan Nilai Emosional di Balik Teror

Film Day of the Dead: Bloodline. [Instagram]Di balik adegan berdarah dan ketegangan tanpa henti, Day of the Dead: Bloodline menyimpan pesan kuat tentang moralitas, tanggung jawab, dan batas kemanusiaan.

Zoe mewakili sisi manusia yang tetap berjuang menemukan harapan meski dunia sudah hancur.

Sementara Max menjadi simbol dari obsesi dan kegilaan yang tidak mati bahkan setelah seseorang kehilangan nyawa.

Film ini merupakan remake dari karya legendaris George A. Romero, sutradara yang dikenal sebagai bapak genre zombie modern.

Versi Bloodline mencoba memperbarui konsep klasik dengan visual efek modern, aksi cepat, dan latar yang lebih kelam.

Beberapa fakta menarik yaitu film ini dirilis pertama kali pada 2018, disutradarai oleh Héctor Hernández Vicens serta dibintangi oleh Sophie Skelton (sebagai Zoe Parker) dan Johnathon Schaech (sebagai Max).

Syuting dilakukan di Bulgaria untuk menampilkan nuansa dunia pasca-kiamat yang realistis.