Situasi Ekonomi Global Penuh Tantangan, Kinerja Ekspor Kota Bandung Justru Catat USD 92 Juta
Jawa Barat

Di tengah situasi ekonomi global yang mengkawatirkan, Kota Bandung berhasil mencatat ekspor yang cukup baik. Setidaknya hingga Maret 2025, realisasi nilai ekspor telah mencapai USD 92 juta. Sementara target ekspor tahun ini USD 326 juta, naik sekitar USD 1 juta dibanding tahun sebelumnya, dengan pertumbuhan sekitar 0,3 persen.
Jika performa dapat dipertahankan, besar kemungkinan target ekspor Kota Bandung tahun 2025 dapat tercapai. Negara tujuan utama ekspor produk-produk UMKM Kota Bandung di antaranya; Uni Emirat Arab, Yordania, Jepang, Jerman dan Amerika Serikat.
“Ekspor ke Jepang bahkan lebih tinggi dibanding Amerika, yakni mencapai USD 8,4 juta, sementara ke Amerika sekitar USD 7,7 juta,” ungkap Plt. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Ronny Ahmad Nurudin.
Produk ekspor andalan dari Bandung meliputi perhiasan logam dari kawasan Ahmad Yani, pakaian jadi dari Cipta Griya, serta tekstil dan teh dari PT. Perkebunan.
Ekspor Alas Kaki ke Jepang
Ekspor terbaru adalah satu container alas kaki dengan tujuan Jepang. Wakil Wali Kota Bandung Erwin resmi melepas satu kontainer barang ekspor dari PT. Cresco menuju Jepang di Kawasan Industri Mekar Raya, Mekar Mulya, Kecamatan Panyileukan, Senin (21/4/2025).
Erwin mengaku bangga dan mengapresiasi kontribusi PT. Cresco yang dinilai menjadi contoh perusahaan manufaktur dengan inovasi, kualitas, dan keberlanjutan tinggi.
Produk alas kaki, khususnya sleeper, berhasil menembus pasar Jepang, merupakan sebua kebanggaan mengingat Jepang memiliki standar mutu ekspor yang sangat ketat.
“Hari ini adalah hari penuh semangat dan harapan. Ekspor bukan sekadar pengiriman barang antarnegara, tetapi juga pengiriman pesan bahwa Kota Bandung punya sumber daya manusia unggul dan produk berkualitas tinggi,” ujar Erwin.
Erwin menegaskan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berkomitmen membangun ekosistem industri dan perdagangan yang kompetitif.
Salah satunya melalui penyediaan pelatihan, fasilitasi perizinan, dan dukungan bagi UMKM untuk naik kelas.
Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat akan menjadi kunci sukses pembangunan ekonomi daerah.
“Kami memiliki visi membangun pusat inkubasi UMKM di 30 kecamatan di Kota Bandung. Mudah-mudahan ke depan UMKM bisa berkolaborasi dengan pelaku ekspor seperti PT. Cresco,” tambahnya.
Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Kawasan Industri Mekar Raya, Sunarto. Ia sempat memaparkan dinamika kawasan yang dulunya dirintis oleh Wali Kota Dada Rosada sejak 1999.
Dahulu, kawasan ini dihuni oleh lebih dari 23 ribu karyawan, tetapi saat ini hanya tersisa sekitar 3 ribu. Dari hampir 90% perusahaan yang dulu aktif sebagai eksportir, kini hanya tersisa tiga perusahaan yang masih melakukan ekspor secara rutin.
Sunarto berharap kegiatan ekspor PT. Cresco ini menjadi sinyal positif untuk menggairahkan kembali industri di kawasan tersebut.
Tantangan Harga Bahan Baku Naik
Sedangkan Plt. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Ronny Ahmad Nurudin menyampaikan, meskipun kondisi ekonomi nasional sedang menghadapi tantangan, kinerja ekspor Bandung tetap menunjukkan tren positif.
Ronny mengakui, sejumlah pelaku usah menghadapi kendala. Salah satunya, kenaikan harga bahan baku akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Hal ini menjadi tantangan karena nilai transaksi ekspor biasanya telah ditentukan lebih dulu sehingga margin keuntungan tertekan.***