Sosok Bripka Joko Hadi Aprianto, Polisi Sekaligus Penggali Kubur Gratis Bagi Warga Kurang Mampu

Hukum

Selasa, 11 Februari 2025 | 10:02 WIB
Sosok Bripka Joko Hadi Aprianto, Polisi Sekaligus Penggali Kubur Gratis Bagi Warga Kurang Mampu
Bripka Joko Hadi Aprianto, anggota polisi sekaligus relawan penggali kubur di Samarinda, Kaltim. [Dok. Polri]

Hidup di dunia bukan sekadar mencari materi. Namun yang lebih utama adalah menjadi ladang amal. Prinsip itulah yang dipegang Bripka Joko Hadi Aprianto, sosok polisi sekaligus relawan penggali kubur gratis bagi warga kurang mampu.

rb-1

Tak kurang 24 tahun lamanya sudah Bripka Joko menjadi penggali kubur. Sudah lima tahun ia menjadi ketua tempat pemakaman di sekitar tempat tinggalnya di sela kesibukan sebagai anggota Polsek Samarinda Ulu, Polresta Samarinda, Kalimantan Timur.

Tak jarang Bripka Joko harus merogoh kocek dari kantong pribadinya untuk menggaji tim penggali kubur yang membantu dirinya.

Baca Juga: 23 Tahun Jadi Penggali Kubur, Bripka Joko Dapat Penghargaan Kapolri

rb-3

"Kalau dihitung secara duniawi, saya rugi. Tapi hadiahnya bukan kipas angin, hadiahnya surga," kata Bripka Joko dikutip Selasa (11/2/2025).

Profesi penggali kubur telah dijalani Bripka Joko sejak saat masih duduk di bangku SMP, jauh sebelum jadi polisi. Kondisi ekonomi keluarga yang tidak berkecukupan saat itu, mengharuskan dirinya mencari tambahan penghasilan.

"Saya mulai jadi penggali kubur sejak kelas 2 SMP. Ayah saya seorang polisi tamtama dan memiliki tujuh anak, termasuk saya yang keempat. Gaji polisi saat itu tidak seberapa, jadi saya mencari tambahan sendiri," tuturnya.

Baca Juga: Temui Polisi Penggali Kubur, Kapolri Tawarkan Sekolah Perwira Malah Minta Perluasan Area Makam

Saat itu, ia memperoleh upah mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 35.000 per pemakaman. Pada tahun 2005, ayahnya mendorongnya untuk mendaftar sebagai anggota Polri.

Setelah lulus pendidikan dan ditempatkan kembali di Samarinda, Bripka Joko bukanlah orang yang lupa akan asal-usulnya atau kacang yang lupa kulitnya. Ia tetap melanjutkan pengabdian sebagai penggali kubur.

"Saya mengelola tanah kuburan milik Pemerintah Samarinda. Selain itu, saya juga mewakafkan tanah warisan dari ayah untuk dijadikan pemakaman warga," ujarnya.

"Kalau untuk warga tidak mampu, pasti saya gratiskan. Tapi saya tetap harus membayar orang-orang yang membantu saya menggali. Kadang ada warga mampu yang memberi sukarela, bisa Rp 300 ribu, Rp 500 ribu, hingga Rp 1 juta. Tapi kalau yang kurang mampu, murni gratis," sambungnya.

Meski kadang harus mengeluarkan uang pribadi untuk tim penggali kubur yang membantunya, namun Bripka Joko tak memusingkannya dan Ikhlas.

Sebab, ia menganggap kegiatannya tersebut sebagai ladang amal dan bukan sekadar pengorbanan materi.

Bripka Joko tengah menggali kuburan. [YouTube]

Atas keikhlasan dan dedikasinya membantu warga kurang mampu, Bripka Joko Hadi Aprianto diusulkan menjadi kandidat penerima Hoegeng Awards 2025. Usulan itu datang dari Hendy Saputra, warga Samarinda Kota yang mengenalnya saat menjadi pemandu rombongan umrah Bripka Joko tahun lalu.

Hendy mengatakan, di balik tugas sebagai anggota Polri dari Polsek Samarinda Ulu, Bripka Joko sosok polisi yang istimewa.

"Pak Joko itu salah satu jamaah kami tahun lalu. Profesi utamanya memang polisi, tapi orang lebih mengenalnya sebagai penggali kubur dan relawan," kata Hendy.

Hendy mengungkapkan, Bripka Joko tidak hanya dikenal karena dedikasinya membantu masyarakat, terutama yang kurang mampu. Namun juga memiliki kepribadian yang ramah dan mudah bergaul.

"Saat di Mekah dan Madinah, beliau (Bripka Joko Hadi Aprianto) bahkan dengan sukarela membantu memandu jamaah lain, meskipun tidak memiliki latar belakang sebagai tour leader umrah," bebernya.

Tag Bripka Joko Hadi Aprianto Polisi Penggali Kubur Bripka Joko Penggali Kubur Hoegeng Awards 2025

Terkini