Sudah Meluncur, Suzuki Gelontorkan Rp1 Triliun Lebih Demi Rakit Fronx di Cikarang
Otomotif

Suzuki Fronx telah resmi meluncur di pasar otomotif Indonesia. PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) ternyata menggelontorkan investasi lebih dari Rp1 triliun untuk pengembangan dan produksi Fronx, di Indonesia.
“Komponen saja, investasi yang telah kita keluarkan lebih dari Rp1 triliun untuk pengadaan komponen (Fronx) untuk produksi, tidak hanya supplier tapi tentunya di pabrik perlu ada investasi, sehingga bisa dipastikan jumlahnya lebih dari Rp1 triliun untuk mengembangkan Fronx,” kata Direktur Pelaksana PT SIM, Shodiq Wicaksono, Rabu (28/5/2025).
Model SUV ringkas telah dirakit secara lokal dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai sekitar 60 persen. Dengan produksi dalam negeri, harga yang ditawarkan pun relatif bersaing di kelasnya, yakni mulai Rp259 juta saja.
Baca Juga: Mobil Baru atau Mobil Bekas, Siapa yang Unggul di 2024?
Dirakit di Cikarang, Fronx Siap untuk Pasar Domestik dan Ekspor
Suzuki Fronx. (Instagram)
Produksi Fronx dilakukan di pabrik Suzuki yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. Fasilitas ini sudah memenuhi standar global dan didukung oleh berbagai pelaku industri lokal.
Baca Juga: Anomali! Penjualan Mobil Hybrid Suzuki Tunjukkan Tren Positif saat Ekonomi Krisis
PT SIM dipercaya langsung oleh Suzuki Motor Corporation (SMC) Jepang untuk memproduksi Fronx secara lokal di Tanah Air. Investasi besar ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, tetapi juga untuk ekspor.
“Pabrik Suzuki di Cikarang juga akan menjadi basis produksi dan ekspor Fronx dengan standar global,” ujar Presiden Direktur PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Minoru Amano
Suzuki Fokus Tingkatkan TKDN dan Transfer Teknologi
Suzuki Ertiga. (Instagram)
Pabrik Suzuki Cikarang saat ini mengoperasikan satu sif produksi untuk model Ertiga, XL7, dan Fronx, dengan kapasitas maksimum mencapai 108.000 unit per tahun.
Dalam rangka mendukung ekosistem industri dalam negeri, Suzuki juga telah menerapkan penggunaan komponen lokal yang melebihi batas regulasi Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) dari pemerintah.
“Guna meningkatkan kontribusi bagi negara dan ekosistem industri dalam negeri, Suzuki juga menerapkan penggunaan local content melebihi batas Regulasi Kendaraan Rendah Emisi (Low Carbon Emission Vehicle/LCEV) yang sedang dijalankan Pemerintah,” jelas Amano.
Selain itu, kehadiran Fronx menjadi sarana alih pengetahuan bagi tenaga kerja lokal. Suzuki menyebut proses produksi ini mencakup transfer keterampilan teknis, informasi teknologi, serta edukasi terkait perilaku berkendara yang aman.