Sulit Capai Indonesia Emas 2045, Jika "Stunting" Tak Diatasi
Kesehatan

Forumterkininews.id, Jakarta – Indonesia memiliki bonus demografi di tahun 2045. Di tahun yang sama juga menargetkan Indonesia Emas. Namun jika stunting masih menghantui, target itu bisa jadi hanya ‘isapan jempol’.
Stunting atau tengkes adalah kondisi kurang gizi yang bisa memengaruhi tumbuh kembang anak. Usia di bawah lima tahun, menjadi perhatian khusus, jika mengalami stunting, tidak akan menjadi sumber daya manusia yang produktif.
Sedangkan bonus demografi adalah kondisi di mana Indonesia memiliki warga dengan usia produktif 15-64 hampir 70 persen.
Baca Juga: Surya Darmadi Divonis 15 Tahun Penjara dan Bayar Uang Pengganti Rp40,1 Triliun
Epidemiolog Griffth University Dicky Budiman mengapreasi jika bakal calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) yang punya perhatian terhadap isu ini.
Menurutnya, tanpa penanganan stunting hanya akan membawa dampak yang lebih besar di masa depan. Sulit memutus rantai kemiskinan.
“Prevalensi stunting yang tinggi akan memengaruhi kualitas sumber daya manusia di suatu populasi. Punya konsekuensi jangka panjang yang serius,†katanya kepada Forumterkininews di Jakarta, Minggu (29/10).
Baca Juga: Besok, MK Bacakan Putusan Sengketa Hasil Pilpres 2024
Anak dengan kondisi kurang gizi akan sulit untuk belajar. Kondisi kesehatannya pun rentan terhadap infeksi. Hal ini akan menjadi beban kesehatan suatu negara.
Pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia periode 2022-2025 ini juga menyebut, jika kondisi ini terus dibiarkan, Indonesia akan gagal mencapai Indonesia Emas.
Meskipun begitu ia mengapresiasi target pemerintah yang menurunkan stunting 21 persen di tahun 2022. Kemudian menargetkan menekan 14 persen pengentasan tengkes di 2024.
Tantangan Entaskan Stunting
Menurutnya ada sejumlah tantangan pengentasan stunting di Indonesia. Kemiskinan memicu keluarga sulit memberikan kecukupan gizi bagi anak.
Sanitasi yang buruk, kualitas air kotor juga turut berkontribusi memicu sulitnya pemberantasan tengkes. Belum lagi dari aspek geografi masih ada remote area, sulit terjangkau di Indonesia.
“Perlu regulasi efektif, terkoordinasi dan dukungan anggaran yang bersinambungan,†ucapnya.
Sekadar informasi, tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden pun telah melontarkan janji atasi stunting.
Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjanjikan program Kartu Anak Sehat untuk pencegahan stunting.
Kemudian Capres Ganjar Pranowo mendukung program untuk ibu hamil dan kualitas kandungannya. Program ini menurutnya akan berpengaruh pada proses tumbuh kembang dan daya fungsi otak anak yang akan dilahirkan.
Sementara itu, capres dari Koalisi Perubahan dan Persatuan Anies Baswedan menargetkan tak ada lagi anak Indonesia yang mengalami gizi buruk.
Ia menegaskan kebijakan terkait kesehatan dan pendidikan harus dianggap sebagai investasi jangka panjang.