Terungkap! Ini Wajah Argi, Satpam KRL yang Viral Gegara Tumbler Tuku Hilang
Nama Argi Budiansyah mendadak menjadi sorotan setelah kasus tumbler bermerek Tuku viral di media sosial.
Argi merupakan petugas layanan penumpang KAI Commuter yang sehari-hari membantu pengguna KRL di area stasiun.
Ia bukan figur publik, namun insiden kecil membuat namanya melambung nasional.
Baca Juga: Ternyata Segini Harga Tumbler Tuku, Viral Gegara Insiden di KRL Hingga Satpam KAI Dipecat!
Kronologi Awal: Tas Tertinggal, Tumbler Hilang
Anita Dewi dan suaminya minta maaf atas insiden di KRL. [Instagram]
Kasus bermula pada 24 November 2025. Seorang penumpang bernama Anita Dewi naik KRL relasi Tanah Abang–Rangkasbitung dan menyadari tas cooler bag miliknya tertinggal di gerbong wanita.
Baca Juga: Deretan Harga Tumbler TUKU, Punya Anita Dewi Hilang Bikin Geger Dunia Maya
Di dalam tas itu terdapat tumbler Tuku yang kemudian menjadi pusat perhatian publik.
Petugas stasiun menemukan tas tersebut dan mendokumentasikan isinya sebagai bukti bahwa barang masih lengkap saat diamankan.
Tas kemudian dikirim ke Stasiun Rangkasbitung untuk diambil pemiliknya.
Namun ketika Anita datang, tumbler tersebut sudah tidak ada. Unggahan keluhannya di media sosial langsung viral.
Badai Media Sosial: Argi Disebut Dipecat
Viralnya kasus ini memicu berbagai spekulasi. Argi disebut-sebut dipecat akibat dianggap lalai mengamankan barang tertinggal.
Beredar pula tangkapan layar percakapan pribadi yang menunjukkan kekhawatiran Argi, sehingga warganet semakin bersimpati.
Dukungan untuk Argi mengalir deras. Bahkan beberapa netizen mengirim papan bunga ke area stasiun sebagai bentuk solidaritas kepada petugas tersebut.
Klarifikasi KAI: Tidak Ada Pemecatan
PT KAI pastikan tak ada pemecatan. [Instagram]
KAI Commuter akhirnya memberikan penjelasan resmi. Mereka menegaskan bahwa Argi tidak diberhentikan.
Evaluasi internal memang dilakukan, namun status Argi tetap sebagai pegawai aktif.
Pada 28 November 2025, difasilitasi oleh pihak KAI, Argi bertemu dengan Anita dan suaminya dalam sesi mediasi.
Pertemuan itu berakhir damai dengan saling memaafkan.
Drama tumbler Tuku menunjukkan bagaimana sebuah unggahan dapat berdampak besar terhadap kehidupan seseorang. Beberapa poin penting yang bisa dipetik:
- Petugas layanan publik bekerja dalam tekanan tinggi, sehingga potensi kekeliruan selalu ada.
- Penumpang disarankan mengikuti jalur laporan resmi sebelum membawa masalah ke media sosial.
- Prosedur penanganan barang tertinggal perlu diperjelas oleh penyelenggara layanan publik.
Di balik viralnya kasus tumbler Tuku, terdapat kisah Argi yang harus menghadapi tekanan publik akibat sebuah unggahan.
Setelah klarifikasi dan mediasi, jelas bahwa ia tidak dipecat dan masalah diselesaikan secara kekeluargaan.
Drama ini menjadi pengingat bahwa satu postingan bisa sangat memengaruhi nasib seseorang, dan kehati-hatian dalam bermedia sosial menjadi hal yang sangat penting.