Video 2 Jam Inara Rusli dan Insanul Fahmi Banyak Dicari, Hati-Hati Link Jebakan
Kasus dugaan perselingkuhan antara Inara Rusli dan Insanul Fahmi masih jadi perbincangan panas, terutama soal rekaman CCTV berdurasi dua jam yang membuat publik penasaran.
Dalam podcast Curhat Bang Denny Sumargo yang tayang Senin (24/11/2025), Wardatina Mawa membenarkan bahwa bukti CCTV memang telah ia laporkan ke Polda Metro Jaya.
Ia menegaskan bahwa rekaman tersebut menunjukkan “zina besar” antara suaminya, Insanul Fahmi, dengan Inara Rusli. “Videonya full 2 jam. Mereka melakukannya dengan sangat santai, hihi-hahi (tertawa). Itu benar-benar pengkhianatan yang memalukan,” ujar Wardatina.
Baca Juga: Viral Bukti Rekaman Insanul Fahmi Minta Poligami dengan Inara Rusli
Wardatina mengaku telah menyerahkan rekaman itu kepada pihak berwenang untuk ditindaklanjuti. Ia menjelaskan bahwa rekaman CCTV itu memperlihatkan interaksi intim yang menurutnya sangat mencederai pernikahannya.
Isu soal “full link video 2 jam” membuat warganet penasaran dan ramai mencari tautan tersebut. Namun, pakar keamanan digital memperingatkan bahwa link semacam itu berpotensi besar berbahaya dan bisa menjadi modus penipuan.
Baca Juga: Video Inara Rusli Viral Diduga Dilamar Insanul Fahmi: Bukti CCTV atau Hoax?
Meski demikian, video tersebut tidak pernah dibagikan ke publik dan tidak mungkin dipublikasikan karena dianggap sangat tidak pantas untuk disebarkan. Rekaman yang asli hanya berada di tangan penyidik dan pihak pelapor.
Kolase Wardatina Mawa Bersama Suami Insanul Fahmi Dan Inara Rusli Diduga Jadi Orang Ketiga Instagram
Unggahan-unggahan yang mengklaim memiliki “CCTV Inara dan Insan” banyak bermunculan di TikTok dan platform lain. Dalam beberapa kolom komentar, sejumlah akun anonim bahkan membagikan link yang diklaim sebagai video 2 jam tersebut.
Pakar keamanan digital mengingatkan bahwa pola seperti ini sering menjadi pintu masuk phishing. Phishing lewat link video viral kini menjadi salah satu modus penipuan paling umum di internet.
Pada 2025, muncul tren baru berupa phishing melalui QR code dan link palsu yang sangat mirip dengan situs asli. Begitu korban mengklik atau memindai kode tersebut, mereka bisa diarahkan ke halaman login palsu atau situs tiruan yang mencuri informasi penting seperti akun media sosial atau akses finansial.
Pihak-pihak tak bertanggung jawab biasa memanfaatkan momen untuk mencari korban lewat link-link palsu. [Pexels]
Karena itu, pengguna internet diminta tidak sembarangan mengakses tautan yang mengatasnamakan video sensitif atau skandal publik. Video viral yang diikuti permintaan klik link atau unduhan biasanya patut dicurigai sebagai penipuan.
Untuk menghindari menjadi korban, pakar menyarankan agar masyarakat selalu memverifikasi sumber video melalui media resmi. Selain itu, hindari memberikan data pribadi kepada situs yang tidak jelas.
Pengguna juga dianjurkan mengaktifkan autentikasi dua faktor (2FA) pada akun penting sebagai langkah tambahan perlindungan.