Tingkatkan Kunjungan Wisatawan ke Jateng, Rute Semarang-Karimunjawa di Bandara Dewadaru akan Dihidupkan Lagi!
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong Bandara Dewandaru Karimunjawa (KWB) kembali mengaktifkan rute Semarang-Karimunjawa, yang setelah pandemi Covid-19 belum beroperasi kembali.
“Saat ini sedang dilakukan penjajakan rute penerbangan HLP-JOG-KBW-SRG oleh Flyjaya Airline. Realisasi pembukaan rute tersebut masih dalam proses pembahasan dengan stakeholder terkait,” ujar Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Agung Hariyadi, dilansir Diskominfo Jateng
Agung mengungkap, pembukaan rute ke Karimunjawa tersebut, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah, khususnya di Karimunjawa yang terletak di Kabupaten Jepara.
“Hari ini Kepala Kantor Bandara Dewandaru telah melaksanakan rapat kedua, untuk menindaklanjuti rencana pembukaan rute penerbangan ke Karimunjawa, yang juga dihadiri oleh pihak Flyjaya Airlines, untuk melakukan survei kesiapan bandara,” lanjutnya.
Nantinya, lanjut Agung, penerbangan Karimunjawa akan menggunakan Pesawat ATR-72 yang memiliki homebase di Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Pesawat itu memiliki kapasitas 70 kursi.
Dijelaskan, terdapat dua skema usulan kerja sama block seat dengan Flyjaya Airlines sebagai penyedia layanan, dengan dua opsi penjualan tiket, yaitu melalui sistem carter atau kemitraan, dengan syarat minimal pembelian 50 kursi.
“Mayoritas pelaku pariwisata Karimunjawa juga menginginkan pembukaan rute penerbangan dari Semarang. Tentunya hal ini diharapkan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah sekitar 10 persen, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara,” ucapnya.
Sekilas Bandara Dewadaru
Bandara Dewadaru terletak di Kepulauan Karimunjawa, tepatnya di Pulau Kemujan, Kemujan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 1200 x 30 m. Jarak dari pusat kota sekitar 22 km.
Bandara Dewandaru yang berlokasi di Kemujan, pulau tersebut. Bandara ini resmi beroperasi sejak 2018 sebagai jalur alternatif wisata ke Karimunjawa. Namun, sejak pandemi Covid-19, bandara sempat tidak melayani penerbangan karena minimnya wisatawan dan berbagai kebijakan dalam penanganan Covid-19.
Asal usul bandara ini berasal dari nama pohon yang hanya dapat dijumpai di Karimunjawa yaitu Dewadaru. Karena konon katanya siapa yang mengambil kayu Dewadaru maka kapalnya tenggelam dalam perjalanan meninggalkan Karimunjawa, walaupun mengambil kayu sebesar genggaman tangan.
Dilansir Wikipedia, dengan landasan pacu yang hanya memiliki panjang 1.200 meter, pesawat terbesar yang boleh mendarat di bandara ini merupakan jenis ATR 72-600. Penerbangan dari Semarang yang menggunakan pesawat jenis ATR 72-600 ini dapat membawa hingga 72 penumpang. Namun, karena panjang landasan pacu Bandara Dewadaru yang terbatas, penerbangan pulang ke Semarang hanya dapat membawa sekitar 50 penumpang.***