UEFA Suarakan Dukungan untuk Anak-Anak Gaza di Piala Super Eropa 2025
UEFA menunjukkan bahwa sepak bola bukan hanya tentang pertandingan di lapangan, tetapi juga dapat menjadi jembatan kemanusiaan.
Otoritas tertinggi sepak bola Eropa itu menyoroti penderitaan anak-anak korban perang Gaza, Palestina, lewat aksi nyata yang disaksikan jutaan pasang mata di seluruh dunia.
Momen tersebut terlihat jelas saat Paris Saint-Germain (PSG) menjuarai Piala Super Eropa 2025 di Stadion Friuli, Udinese, Kamis (14/8/2025). Di balik selebrasi trofi, ada pesan kemanusiaan yang begitu kuat dari UEFA.
Baca Juga: Rusia Dilarang Ikuti Undian Kualifikasi Piala Eropa 2024
Anak Pengungsi Gaza Jadi Tamu Kehormatan UEFA
Dalam prosesi penyerahan medali, Presiden UEFA Aleksander Ceferin tidak berdiri sendirian. Ia ditemani dua anak pengungsi dari Gaza, yakni Tala (12 tahun) dan Mohamed (9 tahun).
Kehadiran keduanya menjadi simbol nyata perhatian UEFA terhadap nasib anak-anak yang terdampak konflik.
Baca Juga: Drawing Liga Champions: PSG dan AC Milan Masuk Grup Neraka
Tala, yang kini menjalani perawatan medis di Milan, harus meninggalkan tanah kelahirannya demi keselamatan.
Mohamed, bocah berusia 9 tahun, menghadapi trauma berat setelah kehilangan kedua orang tuanya akibat konflik bersenjata antara Israel dan Hamas.
Momen penuh haru itu membuat ajang sepak bola bergengsi Eropa sejenak berubah menjadi panggung solidaritas internasional.
Bukan hanya menghadirkan anak-anak Gaza di podium juara, UEFA juga melakukan aksi simbolis sebelum laga dimulai.
Dalam pertandingan PSG vs Tottenham, sebuah banner besar bertuliskan “Stop Killing Children, Stop Killing Civilians” terbentang di tengah lapangan.
Pesan kuat itu menggema ke seluruh penjuru dunia, menegaskan sikap UEFA yang menolak segala bentuk kekerasan terhadap anak-anak dan warga sipil di Palestina.
Inisiatif UEFA Foundation for Children untuk Palestina
Anak-anak pendukung PSG. [Instagram]UEFA tak berhenti pada simbolisasi saja. Melalui UEFA Foundation for Children, mereka resmi meluncurkan program bantuan terbaru bagi anak-anak Gaza. Program ini dijalankan dengan dukungan tiga lembaga amal internasional, yaitu:
1. Medecins du Monde – memberikan pertolongan medis dan psikologis.
2. Medecins sans Frontieres (MSF) – menyediakan layanan kesehatan darurat, perawatan ibu dan anak.
3. Handicap International – fokus pada rehabilitasi dan bantuan untuk anak-anak korban luka berat maupun disabilitas.
Bantuan tersebut mencakup perawatan medis, dukungan mental, hingga fasilitas kesehatan darurat, yang sangat dibutuhkan anak-anak di tengah situasi perang.
Aleksander Ceferin: Anak-Anak Tidak Pernah Bersalah
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin. [Instagram]Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, menegaskan bahwa anak-anak selalu menjadi pihak paling dirugikan dalam konflik.
"Apa pun alasan orang dewasa berperang, anak-anak tidak pernah bersalah. Namun mereka terus menjadi korban setiap hari,” ujar Ceferin melalui laman resmi UEFA Foundation for Children.
Ia menambahkan bahwa tugas UEFA adalah membantu meringankan penderitaan itu.
"Melalui UEFA Foundation for Children, kami ingin mendukung siapa pun yang berjuang agar hidup anak-anak menjadi lebih layak, lebih normal, dan penuh harapan, bahkan di situasi tersulit sekalipun,” tambahnya.
Pesan yang disampaikan UEFA di Piala Super Eropa 2025 menunjukkan bahwa sepak bola memiliki kekuatan lebih dari sekadar hiburan.
Aksi nyata ini menjadi pengingat bahwa olahraga terbesar di dunia bisa menjadi jembatan perdamaian, solidaritas, dan harapan bagi anak-anak Gaza yang kehilangan masa kecil mereka akibat perang.