Video Maaf Cucun Dipotong? Publik Langsung Ramai Mengkritik
Gelombang perbincangan hangat kembali muncul di media sosial setelah sebuah forum antara Wakil Ketua DPR RI, Cucun Syamsurijal, dan perwakilan Persatuan Ahli Gizi (Persagi) berakhir dengan ketegangan.
Momen tersebut menjadi viral lantaran sikap Cucun yang dianggap meremehkan profesi ahli gizi dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Tak lama setelah kritik publik membesar, Cucun mencoba meredam situasi dengan menyampaikan permintaan maaf meski langkah ini justru memunculkan pertanyaan baru.
Ketegangan di Forum: Akar Permasalahan
Kericuhan bermula ketika seorang anggota Persagi menyampaikan pendapat dengan merujuk pada landasan hukum yang mengatur profesi mereka.
Respons tersebut rupanya memicu reaksi keras dari Cucun. Dengan nada tinggi, ia menegur,
“Saya nggak suka anak muda arogan. Mentang-mentang dibutuhkan negara, kalian bicara undang-undang.”
Ketegangan meningkat saat Cucun menegaskan bahwa pengambil keputusan tetap berada di tangan DPR, bukan di tangan tenaga ahli. Ia menyatakan, “Membuat kebijakan itu saya. Ketika kita rapat di DPR, kita ketok, kita tidak perlu ahli gizi, kita tidak perlu Persagi.”
Ucapan tersebut dinilai banyak pihak sebagai bentuk sikap antikritik dan meremehkan profesi yang selama ini menjadi pilar utama dalam penyusunan pedoman gizi nasional. Tak mengherankan jika publik dengan cepat melayangkan protes keras.
Permintaan Maaf yang Memantik Kecurigaan Baru
Setelah mendapatkan hujan kritik, Cucun mengunggah video permohonan maaf melalui akun Instagramnya, @cucun_centre. Ia menyatakan bahwa perkataannya tidak bermaksud merendahkan profesi ahli gizi, melainkan menanggapi usulan perubahan nama jabatan menjadi quality control atau pengawas makanan bergizi.
Menurutnya, hilangnya istilah “ahli gizi” dalam nomenklatur justru dapat membuka celah bagi pihak yang tidak memiliki kompetensi untuk masuk ke ranah tersebut.
Namun publik dengan cepat menyoroti hal lain: video permintaan maaf tersebut ternyata dipotong pada bagian yang menunjukkan nada arogannya. Netizen pun mempertanyakan kejujuran Cucun.
Komentar pedas membanjiri unggahan tersebut:
“Kok videonya dipotong, Pak? Yang bagian Bapak memotong pembicaraan mbaknya ke mana?”
Ada pula yang menegaskan,
“Ahli gizi itu profesi kesehatan, bukan sekadar istilah. Kalau yang direkrut bukan lulusan gizi, itu baru salah.”
Pemotongan video itu menimbulkan kesan bahwa Cucun lebih berupaya meredam badai kritik ketimbang menunjukkan itikad baik untuk menjernihkan situasi.
Dampak Terhadap Kepercayaan Publik
Cucun Syamsurijal dan SPPG (instagram.com/cucun_centre)Kontroversi ini tidak hanya menyangkut emosional sesaat, tetapi juga menyentuh isu fundamental: integritas pejabat publik dalam berkomunikasi. Masyarakat mengharapkan transparansi, terutama ketika seorang pejabat menghadapi kritik.
Sikap defensif atau pengaburan konteks justru memperburuk keadaan, memperkuat citra bahwa ada sesuatu yang ingin ditutupi. Kasus ini pun menjadi contoh bagaimana kesalahan komunikasi dapat berkembang menjadi krisis kepercayaan dalam hitungan jam.
Di sisi lain, insiden ini menegaskan bahwa profesi ahli gizi memiliki posisi strategis dalam program pangan nasional. Program sebesar MBG tidak hanya memerlukan keputusan politik, tetapi juga keahlian ilmiah yang tidak bisa digantikan oleh pertimbangan administratif semata.