Video Viral! Karyawan Microsoft Cantik Ini Pamerkan Hari Kerjanya yang Dianggap Terlalu Santai di Tengah Badai PHK

Bekerja keras — atau hampir tidak bekerja?

Kecaman dialamatkan seorang karyawan Microsoft yang menunjukkan video ‘Hari Kerja’-nya yang menyenangkan di medsosnya. Bekerja santai, istirahat dan camilan. Semua yang terlihat mengundang iri sekaligus kecaman.

Netizen mempertanyakan, bagaimana mungkin dia bisa bekerja seperti itu di tengah badai PHK perusahaan teknologi yang berdampak pada ribuan pekerjanya.

Dia Adalah Mansi Singhal, Insinyur Berusia 24 tahun

Foto: Instagram Mansi Singhal

Mansi Singhal, seorang insinyur perangkat lunak berusia 24 tahun, telah menjadi viral setelah ia mengungkapkan seperti apa kesehariannya di kantor Microsoft — tempat ia bekerja di Hyderabad, India — dalam sebuah cuplikan Instagram.

Di antara istirahat sarapan selama 45 menit, membeli makanan penutup, dan selingan singkat bermain game, representasi Singhal tentang kehidupan kantor membuat banyak orang bingung dan bertanya-tanya kapan ia menyelesaikan pekerjaannya — sekaligus iri dengan beragamnya camilan yang ditawarkan.

Foto: Instagram Mansi Singhal

Dikutip dari New York Post, para pengguna media sosial menganalisis videonya secara mendalam, dan mengingat stempel waktu yang disertakan, banyak yang menduga bahwa harinya diisi dengan lebih banyak waktu istirahat daripada rata-rata pekerja kantoran.

Diduga Singhal hanya Bekerja 3-4 Jam

Foto: tangkap layar Instagram Mansi Singhal

Seorang komentator berpendapat bahwa "waktu terbaik untuk bekerja adalah 6 jam 15 menit dan istirahat 3 jam 10 menit," meskipun yang lain menganggap itu cukup baik — dan menduga waktu kerja Singhal sebenarnya hanya sekitar tiga atau empat jam.

Kantor-kantor modern bergaya Silicon Valley dan berteknologi tinggi telah dikenal sebagai lingkungan kantor yang liar, dengan banyak gedung menawarkan fasilitas mulai dari makan siang gratis hingga minuman dingin siap saji hingga tempat tidur gantung untuk bersantai — tetapi pengguna media sosial tampaknya menganggap rutinitas harian Singhal di kantor membawa kegilaannya ke tingkat yang lebih tinggi.

“Penitipan Anak Dewasa”

"Wanita ini mulai makan siang pukul 13.00 dan baru kembali bekerja pukul 14.15? Kecuali dia sedang mencoba makan ham utuh sendirian, itu gila," tulis seorang pengguna X. "Label 'penitipan anak dewasa' itu memang pantas. Saya heran tidak ada waktu tidur siang khusus."

"Saya pasti akan sangat lelah di sana. Berpura-pura bekerja lebih stres daripada benar-benar bekerja," lanjut pengguna yang sama, merujuk pada tren 'ghostworking' yang melanda karyawan korporat Gen Z yang kelelahan — alias, berpura-pura sampai berhasil.

Netizen Heran di Tengah Badai PHK, Singhal Bisa Tetap Bekerja

Tangkap layar Instagram Mansi Singhal

Beberapa pengguna yang menemukan video tersebut juga bertanya-tanya bagaimana Singhal bisa mempertahankan pekerjaannya — terutama di tengah PHK perusahaan teknologi baru-baru ini, yang berdampak pada 9.000 karyawan — tetapi pengembang perangkat lunak tersebut baru-baru ini mengunggah di akun Instagram-nya, merayakan dua tahun di Microsoft, jadi dia pasti melakukan sesuatu yang benar.

"Inilah jadwal seorang pekerja keras di Microsoft," kata seorang mantan karyawan di bawah postingan di X. "Para pemalas datang pukul 11 dan pulang pukul 4."

Singhal: Yang Sesungguhnya tak Seindah yang Terlihat di Layar

Tangkap layar Instagram Mansi Singhal

Dalam unggahan yang dibuat sejak ia membagikan video viral "Day in the Life", Singhal mengakui bahwa ia cenderung menunjukkan "sisi baik kehidupan pengembang", dan mengatakan bahwa kehidupan tersebut cenderung jauh lebih kacau dan sulit daripada yang terlihat di layar.

Video-video Microsoft lainnya yang bergaya "Day in My Life" telah menjadi viral selama bertahun-tahun, menunjukkan bahwa terlepas dari apa yang disiratkan unggahan Singhal, para insinyur perangkat lunak benar-benar bekerja.

Dengan segala fasilitas, kesempatan kerja yang fleksibel, dan waktu istirahat yang tersedia sepanjang hari, beberapa pengguna media sosial menyebut lingkungan kantor seperti "tempat penitipan anak dewasa" milik Singhal, tetapi karyawan perusahaan lainnya mengatakan perlakuan seperti ini sangat minim, terutama di era di mana banyak pekerjaan dapat dilakukan dari rumah.***