Wafda Saifan Jadi Suami Selingkuh di 'Sosok Ketiga: Lintrik', Tapi Begini Cara Nyatanya Jauh dari Pelakor
Aktor multitalenta Wafda Saifan kembali menunjukkan kemampuan aktingnya lewat film horor terbaru berjudul “Sosok Ketiga: Lintrik.” Dalam film ini, ia memerankan sosok suami yang terjebak dalam perselingkuhan peran yang menantang sekaligus memancing rasa penasaran publik. Meski hanya sebuah karakter, isu perselingkuhan yang diangkat terasa sangat dekat dengan realitas sosial di sekitar kita.
Bagi Wafda, memainkan tokoh seperti ini bukan hal mudah. Ia harus membangun emosi dan logika seorang pria yang tergoda untuk mengkhianati pasangan, tanpa benar-benar melekat pada sifat buruk karakternya.
“Aku hanya berusaha menampilkan sisi manusia yang bisa saja tergelincir dalam godaan,” ujarnya dalam sebuah wawancara eksklusif.
Baca Juga: Bakal Tegang! Film 'Believe' Suguhkan Ledakan Nyata Tanpa Adegan Pengulangan
Pisahkan Karakter dan Kehidupan Pribadi
Wafda Saifan jadi suami selingkuh di film Sosok Ketiga (22/10) [FT/NewsRaka]
Wafda menegaskan bahwa peran yang ia mainkan tidak mencerminkan dirinya di dunia nyata. Ia menyadari bahwa publik kerap sulit membedakan antara aktor dan karakter yang diperankan.
“Namanya juga akting, jadi jangan sampai dicampuradukkan,” ucapnya sambil tersenyum.
Baca Juga: Wafda Saifan Akui Pernah Terjerat Riba, Jadi Pengingat untuk Kelola Uang Lebih Bijak
Dengan penuh candaan, Wafda mengatakan bahwa hanya istrinya yang benar-benar tahu bagaimana dirinya sebagai suami. “Kalau nanti dicap red flag gara-gara peran ini, ya istri yang bisa klarifikasi,” katanya santai.
Pernyataan tersebut menunjukkan kematangan Wafda dalam memisahkan urusan pekerjaan dari kehidupan pribadinya.
Sebagai aktor profesional, ia percaya bahwa setiap karakter baik atau buruk memiliki pesan yang bisa disampaikan kepada penonton. Melalui perannya ini, Wafda ingin menunjukkan bagaimana perilaku toksik dalam hubungan bisa menghancurkan kepercayaan dan kebahagiaan keluarga.
Riset dari Dunia Maya: Cerminan Realita yang Tak Terbantahkan
Wafda (Instagram)
Untuk mendalami perannya, Wafda mengaku banyak melakukan riset melalui media sosial dan berita-berita daring. Ia menelusuri berbagai kisah nyata tentang hubungan yang retak karena kehadiran orang ketiga.
“Di media sosial banyak banget cerita yang bisa dijadikan referensi. Aku ambil dari situ untuk membangun karakter,” ungkapnya.
Metode tersebut terbukti efektif karena membantu Wafda memahami pola pikir dan gestur emosional orang-orang yang terlibat dalam perselingkuhan.
Ia tidak hanya melihat sisi negatifnya, tetapi juga berusaha memahami alasan di balik perilaku tersebut. Dengan begitu, karakter yang ia mainkan terasa lebih hidup dan manusiawi.
Menariknya, Wafda juga menyoroti bagaimana media sosial kini menjadi wadah yang memperlihatkan wajah asli manusia. “Kadang di sana justru kita bisa melihat realita yang tidak muncul di depan kamera,” tambahnya.
Rahasia Wafda Saifan Menjaga Kesetiaan
Ketika disinggung mengenai bagaimana dirinya menjaga diri agar tidak tergoda dalam kehidupan nyata, Wafda menjawab dengan sederhana, namun penuh makna spiritual. “Sebelum keluar rumah, baca Ayat Kursi,” tuturnya dengan senyum tenang.
Bagi Wafda, membaca doa bukan sekadar ritual, melainkan bentuk perlindungan batin dari godaan dan energi negatif. Ia percaya bahwa fondasi kesetiaan berawal dari hati yang bersih dan niat yang lurus. “Kalau niatnya baik, insyaallah langkahnya juga dijauhkan dari hal-hal buruk,” tambahnya.
Pesan ini menjadi penutup yang hangat dari wawancara tersebut. Di tengah gemerlap industri hiburan, Wafda tetap berpegang pada nilai-nilai spiritual dan keluarga. Ia membuktikan bahwa menjadi aktor bukan hanya tentang peran di layar, tetapi juga tentang bagaimana menjaga diri di dunia nyata.
Melalui film “Sosok Ketiga: Lintrik,” Wafda Saifan bukan hanya menampilkan kemampuan akting yang mendalam, tetapi juga menghadirkan refleksi tentang moralitas, komitmen, dan kesetiaan.
Karakternya mungkin kelam, namun pesan yang ingin disampaikan justru terang bahwa cinta sejati membutuhkan kejujuran dan perlindungan dari godaan yang datang kapan saja.