Wakil Ketua Komisi X Soroti Kasus Bunuh Diri Mahasiswi Undip karena Perundungan

FTNews — Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih menyoroti kasus bunuh diri mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah, lantaran tidak tahan kerap dibuli seniornya. Menurut Fikri, polisi harus menindak tegas pelaku perundungan.

“Peristiwa ini tidak bisa ditoleransi. Aparat penegak hukum harus segera menindak tegas para pelaku perundungan,” ucap Abdul Fikri Faqih dalam keterangan tertulisnya yang diunggah di instagram pribadinya.

Sebagaimana diketahui, seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran (30) yang sedang menempuh Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Prodi Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip) ditemukan tewas bunuh diri pada Senin (12/8/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.

Berdasarkan laporan yang diterima, keputusannya untuk mengakhiri hidup karena kerap mendapatkan perundungan (bullying) oleh senior.

“Miris mendengar berita di kampus seperti ini. Dulu kita pernah dengar, (di) STPDN (ada) perilaku kekerasan senior kepada yunior sampai ada korban. Sekarang kita mendengar FK yang konon sudah dari dulu seperti ini, bahkan tidak hanya (terjadi) di satu kampus ini saja. Segera usut tuntas kasus ini karena (korban) dirundung terus menerus. APH (Aparat Penegak Hukum) harus segera bergerak memberikan efek jera,” tegas Fikri.

Politisi Fraksi PKS itu mendorong pemerintah melalui kementerian dan lembaga terkait untuk membenahi seluruh sistem manajemen perguruan tinggi. Tanpa pembenahan ini, pendidikan Indonesia tidak akan bisa melahirkan generasi yang menerapkan penuh nilai-nilai Pancasila.

Jika ajang perundungan dirawat untuk mencetak generasi tangguh, menurut Fikri, argumen ini tidak masuk nalar. Sebab itu, ia menegaskan pembenahan yang berlandaskan pada hasil evaluasi komprehensif nan solutif harus dilakukan. Pembentukan satuan tugas khusus, menurutnya, perlu dipertimbangkan.

“(Perundangan) ini tidak manusiawi di seluruh Indonesia. Kembalikan pendidikan yang humanistik dan sesuai budaya Indonesia yang sopan dan religius saling menghormati, karena ini sudah lama dan membudaya maka penyelesaiannya harus sistemik dan berkelanjutan dilakukan oleh satgas khusus. Ini darurat,” tegas jebolan doktoral dari Undip ini.

BACA JUGA:   Berbicara di WWF, Pj Gubernur Jateng Beberkan Pengelolaan Danau Rawa Pening

Terlepas fakultas kedokteran adalah salah satu fakultas yang memungut UKT dan SPI termahal, Fikri menekankan perundungan terjadi tanpa mengenal batas. Oleh karena itu, dirinya menyatakan negara harus mendukung penuh putus tali perundungan di dunia pendidikan. ***

Artikel Terkait

Sempat Ranking 19, Kini Jateng Bercokol di Urutan 6 PON XXI

FTNews, Semarang--- Sempat bertengger di ranking 19, kini Jawa...

Genjot PAD, Sekda Jateng Usulkan Kepatuhan Wajib Pajak Jadi Indikator Kinerja

FTNews, Semarang--- Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno,...

Jateng dan UEA Godok Kerja Sama Modernisasi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

FTNews, Semarang--- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Uni Emirat...

Support Perkembangan UMKM, Pemkab Purbalingga Siapkan Dana Hibah Rp1,3 Miliar

FTNews, Purbalingga--- Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) menjadi...

Atasi Kekeringan, BPBD Salurkan 1 Juta Liter Lebih Air Bersih ke Puluhan Desa di Rembang

FTNews, Rembang--- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang...