Warga Maluku Keracunan Ikan Buntal, Racunnya Lebih dari Sianida
Kesehatan

FTnews - Tiga warga di Negeri Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku mengalami keracunan dan meninggal dunia usai mengonsumsi ikan buntal.
Korban adalah Lenny Latuperissa (28) bersama kedua putrinya yang masih kecil, yakni Keisya Berhitu (5) dan Chrismen Berhitu (2). Korban mengonsumsi ikan buntal, khususnya pada bagian telur yang telah digoreng sejak malam.
Peristiwa ini dibenarkan Kapolsek Saparua, Polresta Pulau Ambon dan PP Lease, AKP Yopy Walalayo.
Baca Juga: 4 Manfaat Kopi dan Merica untuk Kesehatan Tubuh
"Ikan buntal atau buntek alias fugu ini sangat beracun," kata Kapolsek Saparua AKP Yopy Walalayo, Rabu (6/3).
Keterangan saksi Steven Berhitu–suami dan ayah korban–menyebut sekitar pukul 08.30 WIT, dia bersama isteri dan anak-anaknya sedang berada di rumah.
Setelahnya, korban Chrismen mengeluhkan tubuhnya lemas kepada saksi. Tetapi saksi mengira itu hal biasa.
Baca Juga: Blackpink Goyah? Baru Rosé yang Perpanjang Kontrak Agensi
"Isteri saksi sempat menyuruh suaminya saksi Steven untuk segera membawa mereka ke rumah sakit karena selain merasa lemas, mulut dan kerongkongan juga terasa sakit," jelas AKB Yopy menirukan keterangan saksi.
Ilustrasi keracunan makanan. Foto: Freepik
Racun Ikan Buntal Lebih dari Sianida
Ikan buntal berbahaya untuk dikonsumsi karena mengandung racun mematikan, yakni tetrodotoxin (TTX), yang berasal dari makanannya. Racun ini lebih berbahaya daripada sianida.
Mengutip berbagai sumber, keracunan ikan buntal menyebabkan terganggunya sel saraf korban, menghalangi sinyal dan menyebabkan kelumpuhan dan seringkali kematian karena mati lemas.
Mutasi genetik pada ikan buntal tidak memengaruhi racun itu di tubuhnya. Sebab, mutasi genetik menghentikan TTX mengunci saraf mereka.
Berkat racun ini, ikan buntal dapat terhindar dari pemangkasan. Bahkan, ikan buntal jantan telah mengembangkan kesukaan terhadap racun tersebut. Pasalnya, ikan buntal betina selalu mengoleskan TTX pada telurnya. Ini dilakukan untuk mencegah pemangsa memakannya, dan jantan tertarik pada baunya.
Manusia dilarang mengkonsumsi ikan ini, sebab meski telah dimasak atau dibekukan, racun ikan buntal tidak akan hilang.
Mengatasi Keracunan
Hingga saat ini belum ditemukan obat untuk mengatasi keracunan ikan buntal. Namun yang pasti, saat mengalami keracunan, wajib untuk dibawa ke rumah sakit.
Di rumah sakit, dokter akan memberikan oksigen melalui alat bantu napas, misalnya ventilator, jika pasien tidak dapat bernapas spontan. Dokter juga akan mengeluarkan sisa makanan pada lambung untuk mengeluarkan racun.
Dokter juga akan memberikan cairan atau tablet untuk membersihkan racun ikan buntal dari lambung. Hingga, melakukan cuci darah bagi pasien sakit ginjal.