Waspada Tersambar Petir, Kenali Ciri dan Cara Hindarinya

Sosial Budaya

Senin, 12 Februari 2024 | 00:00 WIB
Waspada Tersambar Petir, Kenali Ciri dan Cara Hindarinya

FTNews - Baru-baru ini seorang pria yang tengah bermain sepak bola di lapangan, Subang, Jawa Barat tersambar petir. Pria itu pun tewas. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun meminta masyarakat waspada sambaran petir saat muncul awan Cumulonimbus meski hujan belum turun.

rb-1

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menjelaskan ada beberapa faktor yang bisa memicu tersambar petir.

Pertama, berada di luar ruangan saat badai petir. Aktivitas di lapangan luas seperti bermain golf, sepak bola, atau berkemah tanpa perlindungan, serta aktivitas di tempat/dataran tinggi dapat meningkatkan risiko tersambar petir.

Baca Juga: Kader PDIP yang Jabat Kepala Daerah Kena Semprot Megawati

rb-3

"Kedua, berada di dekat air/perairan saat badai petir," katanya kepada FTNews, di Jakarta, Senin (12/2).

Hal ini karena air merupakan konduktor listrik yang baik. Sehingga berada di atau di dekat air seperti di kolam renang, sungai, dan danau meningkatkan risiko tersambar petir.

Ketiga, bersentuhan dengan benda-benda yang menarik petir, seperti benda logam atau konduktif seperti tongkat golf, payung, dan tongkat hiking bisa menarik petir dan memicu seseorang tersambar petir.

Baca Juga: Ken Setiawan: Radikalisme dan Terorisme Itu Fakta, Bukan Stigmatisasi

"Keempat, menggunakan telepon seluler atau mengoperasikan peralatan listrik lainnya di luar ruangan saat terjadi badai petir. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko tersambar petir," ucap Andri.

Bahaya Petir

Perhatikan pula, petir sangat berbahaya meskipun tidak terjadi saat musim hujan. Petir berasal dari awan Cumulonimbus yang dapat tumbuh pada musim penghujan, kemarau, maupun musim peralihan.

"Sehingga kita perlu waspada terhadap potensi sambaran petir di semua musim, tidak hanya pada musim penghujan," imbuhnya.

Selain itu lanjutnya, wilayah Indonesia merupakan wilayah dengan energi penyinaran dan sumber uap air yang tinggi akibat posisinya yang berada di wilayah tropis dan keberadaan lautan yang signifikan.

Hal ini menyebabkan potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus sebagai sumber petir cukup besar, sehingga perlu diwaspadai.

Meskipun demikian, wilayah pegunungan atau daerah dengan topografi dataran tinggi dan wilayah gersang memiliki risiko lebih tinggi tersambar petir.

Andri menjabarkan, wilayah dengan topografi tinggi umumnya sesuai untuk pembentukan awan Cumulonimbus. Sedangkan wilayah gersang atau tanah kering dapat menyebabkan pembentukan badai petir yang kuat dalam kondisi cuaca yang ekstrem.

Awan cumulonimbus. Foto: Antara

Waspada Awan Cumulonimbus

Saat musim penghujan, petir dapat terbentuk dari awan Cumulonimbus. Dalam kondisi badai petir, masyarakat perlu mengantisipasi potensi bahaya dari petir dengan mengambil langkah-langkah keselamatan yang tepat sebagai berikut:

1. Mencari tempat perlindungan yang aman saat mendengar guntur atau melihat kilatan petir. Tempat perlindungan yang baik termasuk dalam bangunan beratap atau di dalam mobil dengan atap dan jendela tertutup.

2. Hindari tempat terbuka atau tinggi saat badai petir terjadi. Termasuk menghindari lapangan terbuka, area yang tidak memiliki perlindungan, atau berdiri di bawah pohon tinggi.

3. Hindari benda-benda logam atau konduktif saat badai petir.

4. Jangan berenang atau bermain di air terbuka. Tinggalkan kolam renang, sungai, dan danau saat terjadi badai petir.

5. Hindari menggunakan peralatan listrik seperti telepon seluler atau alat elektronik lainnya di luar ruangan saat badai petir.

Tag Nasional BMKG Musim Hujan Sosial Budaya awan cumulonimbus tersambar petir

Terkini