10 Hari Terakhir Ramadan Banyak yang Mengalami Sakit, Begini Penjelasan dalam Islam!

Lifestyle

Senin, 24 Maret 2025 | 06:41 WIB
10 Hari Terakhir Ramadan Banyak yang Mengalami Sakit, Begini Penjelasan dalam Islam!
Ilustrasi 10 hari terakhir Ramadan alami sakit. [Meta AI]

Bulan Ramadan merupakan bulan suci, penuh keberkahan dan ampunan.

rb-1

Kendati bulan penuh berkah, namun tak jarang banyak yang mengalami sakit pada 10 hari terakhir Ramadan.

Batuk, pilek, sakit perut, sakit gigi dan juga penyakit lainnya yang datang tanpa diduga.

Baca Juga: Ciptakan Ramadan Produktif dengan 5 Target Ibadah Ini

rb-3

Apakah suatu kebetulan atau justru menambah keberkahan dan nilai amalan pada bulan Ramadan? Berikut penjelasannya dalam Islam:

Syeikh Ali Jaber pernah mengatakan, "Beruntung bagi orang-orang yang sakit di bulan Ramadan, apalagi pada minggu terakhir, itu tandanya doamu akan diijabah dan semua dosa gugur. Sungguh, Allah bersama orang-orang yang sakit."

Sakit bukan sekadar ujian fisik, tetapi juga bentuk kasih sayang Allah.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang Muslim tertimpa kelelahan, penyakit, kesedihan, kesakitan, atau bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapus sebagian dari dosa-dosanya.” (HR. Bukhari & Muslim).

Dengan rasa sakit yang dirasakan bisa menjadi cara Allah menghapus dosa-dosa kecil.

Ini seperti penyucian sebelum Ramadhan berakhir agar kembali dalam keadaan lebih bersih.

Sepuluh hari terakhir Ramadan juga merupakan waktu mustajab untuk berdoa.

Ilustrasi sakit di bulan Ramadan. [Meta AI]

Jika dalam kondisi sehat saja doa bisa dikabulkan, apalagi jika kita sedang sakit dan bersabar? Inilah saat yang tepat untuk memperbanyak doa.

Saat sakit, manusia lebih rendah hati, lebih banyak mengingat Allah, dan menyadari bahwa segala sesuatu hanyalah titipan-Nya. Dengan bersabar juga kita menunjukkan ketundukan kepada-Nya.

Kiai Abdul Fatah al Hafidz mengatakan, "Sakit bisa menggugurkan dosa jika dijalani dengan sabar."

Islam sangat memanusiakan umatnya. Jika seorang Muslim sakit berat dan tidak mampu berpuasa, ia diperbolehkan tidak berpuasa dan menggantinya di lain waktu.

Hal ini menunjukkan bahwa Allah tidak membebani manusia di luar batas kemampuannya.

Sakit di akhir Ramadhman bisa menjadi pengingat agar lebih bersyukur atas nikmat kesehatan.

Saat sembuh, kita bisa lebih semangat dalam menjaga tubuh dan meningkatkan ibadah.

Meski tubuh melemah, ibadah bisa tetap dilakukan dalam bentuk lain seperti dzikir, doa, dan istigfar. Dalam kondisi sakit, hubungan dengan Allah justru bisa semakin intens.

Ramadan akan segera berlalu. Jika mmengalami sakit, jangan panik atau menganggapnya sebagai keburukan.

Bisa jadi, ini adalah cara Allah membersihkan diri kita sebelum Hari Kemenangan tiba.

Tag Ramadan Berkah 10 Ramadhan terakhir sakit Syeikh Ali Jaber Ramadan Bulan Ampunan

Terkini