7 Penyebab Maag yang Paling Sering Diabaikan
Maag, atau dalam istilah medis dikenal sebagai gastritis, merupakan salah satu gangguan pencernaan yang paling umum dialami masyarakat Indonesia. Penyakit ini terjadi akibat peradangan pada dinding lambung yang menimbulkan gejala seperti nyeri ulu hati, perut terasa perih, kembung, mual, hingga muntah. Meski sering dianggap sepele, maag dapat berkembang menjadi kondisi serius jika tidak ditangani dengan baik.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, maag memiliki prevalensi tinggi di Indonesia, terutama pada kelompok usia produktif. Banyak faktor yang dapat memicu kambuhnya maag, mulai dari pola makan yang buruk, stres, hingga infeksi bakteri. Berikut penjelasan mengenai fakta penyebab maag yang penting diketahui agar masyarakat lebih waspada:
Baca Juga: BPOM: 23 Obat Sirop Pasien Gagal Ginjal Aman, Ini Daftarnya
Pemicu Internal dan Eksternal: Dari Stres hingga Infeksi Bakteri H. pylori
1. Pola Makan Tidak Teratur Kebiasaan makan yang tidak teratur seperti terlambat atau melewatkan waktu makan adalah penyebab utama munculnya maag. Saat lambung kosong terlalu lama, asam lambung akan terus diproduksi tanpa ada makanan untuk dicerna. Akibatnya, asam ini mengiritasi dinding lambung dan menimbulkan rasa perih. Selain itu, kebiasaan makan berlebihan dalam satu waktu juga dapat memperparah kondisi maag.
2. Konsumsi Makanan Pedas, Asam, dan Berlemak Makanan yang mengandung cabai, asam, atau lemak tinggi diketahui dapat memicu peningkatan produksi asam lambung. Kandungan tersebut menyebabkan lapisan pelindung lambung melemah sehingga lebih rentan mengalami iritasi. Makanan cepat saji, gorengan, serta minuman bersoda termasuk dalam kategori yang sebaiknya dihindari oleh penderita maag.
Baca Juga: Ahli Uji Coba Transplantasi Jantung dan Ginjal Babi ke Tubuh Manusia
3. Stres dan Tekanan Psikologis Penelitian yang dipublikasikan dalam World Journal of Gastroenterology menyebutkan bahwa stres kronis dapat memperburuk gejala maag. Kondisi stres memicu tubuh melepaskan hormon kortisol dan adrenalin yang meningkatkan produksi asam lambung. Akibatnya, penderita lebih mudah mengalami rasa tidak nyaman di perut bagian atas, terutama saat pikiran sedang tegang atau cemas.
4. Infeksi Bakteri Helicobacter pylori Salah satu penyebab medis paling umum dari maag kronis adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori). Bakteri ini hidup di lapisan lendir lambung dan mampu merusak jaringan pelindung dinding lambung, memicu peradangan, serta meningkatkan risiko tukak lambung. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebagian populasi dunia terinfeksi H. pylori, meskipun tidak semuanya menimbulkan gejala.
5. Penggunaan Obat Tertentu Secara Berlebihan Konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen, aspirin, atau naproxen dalam jangka panjang dapat merusak lapisan pelindung lambung. Penggunaan obat tersebut tanpa pengawasan dokter berisiko tinggi menyebabkan luka atau peradangan pada lambung.
6. Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Kafein Berlebih Nikotin dalam rokok dapat mengganggu keseimbangan produksi asam lambung serta memperlambat proses penyembuhan dinding lambung yang terluka. Sementara itu, minuman berkafein seperti kopi dan teh dalam jumlah berlebihan juga dapat meningkatkan sekresi asam lambung, memicu rasa nyeri, dan memperparah gejala maag.
7. Tidur Setelah Makan Kebiasaan langsung berbaring setelah makan bisa menyebabkan refluks asam, yaitu kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan. Kondisi ini sering kali disalahartikan sebagai maag biasa, padahal dapat menyebabkan gangguan yang lebih serius seperti penyakit Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
mencegah terjadinya maag
Mencegah Lebih Baik: Langkah Praktis Menjaga Keseimbangan Asam Lambung
Langkah Pencegahan yang Dapat Dilakukan Untuk mencegah maag kambuh, para ahli kesehatan merekomendasikan pola hidup sehat seperti makan tepat waktu, menghindari makanan pemicu asam lambung, serta memperbanyak konsumsi sayuran dan buah rendah asam. Selain itu, menjaga keseimbangan antara aktivitas dan istirahat juga berperan penting dalam menjaga kesehatan lambung.
Menurut hasil studi dalam Journal of Gastroenterology and Hepatology, perubahan gaya hidup dapat menurunkan risiko kekambuhan maag hingga 60 persen pada pasien yang menerapkannya secara konsisten.
Dengan memahami penyebab dan cara pencegahan maag, masyarakat diharapkan lebih peduli terhadap pola makan dan gaya hidup sehari-hari. Sebab, lambung yang sehat bukan hanya soal kenyamanan tubuh, tetapi juga menjadi fondasi utama bagi sistem pencernaan yang berfungsi optimal.