Ahli Uji Coba Transplantasi Jantung dan Ginjal Babi ke Tubuh Manusia
Kesehatan

FTNews - Transplantasi organ tubuh biasanya dilakukan antarmanusia. Terkini, peneliti tengah mempertimbangkan melakukan eksperimen transplantasi organ hewan, seperti jantung hingga hati babi ke manusia.
Dengan keterbatasan donasi donor organ manusia, peneliti mencari berbagai kemungkinan transplantasi lintas spesies. Transplantasi antarspesies ini harapannya, organ hewan dapat membantu dunia medis dalam menyelamatkan banyak nyawa manusia.
Meski demikian, hewan yang dijadikan donor pun harus memenuhi sejumlah kriteria. Dalam jurnal Animal Organs for Human Transplantation oleh Marlon F Levy, MD, para ahli mempertimbangkan karakteristik hewan yang disukai dan layak menjadi donor organ.
Baca Juga: Pengancam Ria Ricis Gunakan Rekening Teman Saat Peras Rp 300 Juta
Pertama, hewan yang menjadi donor harus memiliki anatomi dan fisiologi yang sesuai, agar organ tersebut dapat berfungsi dengan baik. Lalu, tidak boleh ada kemungkinan penularan penyakit dari hewan ke manusia. Organ tersebut juga harus tahan terhadap penyakit manusia, khususnya virus.
Hewan yang akan menjadi calon donor organ juga harus murah untuk diberi makan dan berkembang biak. Ditambah, waktu mengandung yang singkat dan jumlah kelahirannya pun mencapai skala ekonomi. Hewan ini juga tidak boleh menimbulkan hambatan imunologis terhadap transplantasi organ ke manusia.Â
Marlon menyebut belum ada hewan yang memenuhi semua kriteria tersebut. Meski demikian, ada beberapa organ hewan yang telah diuji dalam tubuh manusia, salah satunya babi.
Baca Juga: Moeldoko Buka Festival Cap Go Meh di Singkawang
Transplantasi Organ Ilustrasi organ tubuh manusia. Foto: livescience
Jantung Babi untuk Manusia
Donor jantung babi pertama kali dilakukan terhadap pria bernama David Bennett (57) asal Amerika Serikat. David menerima donor jantung babi pada 7 Januari 2022. Namun meninggal dua bulan setelahnya pada 8 Maret 2022.
University of Maryland Medical System (UUMS), lembaga yang menangani transplantasi organ menyebut, awalnya jantung bekerja dengan baik selama beberapa minggu setelah operasi dan tidak ada tanda-tanda penolakan.
Namun, beberapa minggu setelahnya, David mengalami kegagalan fungsi jantung tanpa tanda penolakan yang jelas. Dirinya mengalami serangan jantung tiba-tiba.
Donor Ginjal Babi ke Manusia
Peneliti juga melakukan eksperimen terhadap ginjal babi. Mereka transplantasi organ berupa ginjal babi dan melakukan rekayasa genetik ke manusia. Ginjal babi tersebut dicangkok dalam jenazah mati otak dan berhasil berkembang selama dua bulan dengan bantuan ventilator.
"Ini adalah kombinasi kegembiraan dan kelegaan. Dua bulan adalah waktu yang lama untuk memiliki ginjal babi dalam kondisi sebaik ini. Ini memberikan kepercayaan diri yang besar untuk penelitian selanjutnya," ucap ahli bedah Robert Montgomery sebagai pemimpin eksperimen, dikutip APNews, Jumat (15/9).
Sebelumnya pada 14 Juli, peneliti mengganti ginjal jenazah Maurice Miller yang didonasikan oleh pihak keluarga dengan ginjal babi. Mereka juga memasukkan timus babi atau kelenjar yang melatih sel-sel kekebalan.
Ginjal babi bekerja dengan baik setelah proses transplantasi organ, tetapi setelah satu bulan berjalan, tubuh Miller mulai mengalami 'penolakan'. Tim ahli lantas mengubah standar obat penekan kekebalan pasien dan nampak kinerja ginjal kembali membaik.
"Hasilnya nampak sangat bagus. Kondisinya terlihat seperti ginjal pada umumnya," ujar salah satu anggota tim penelitian Dr Jeffrey Stern.