AI Urai Kemacetan, Prof Pitoyo: Inovasi Bagus
Teknologi

Forumterkininews.id, Jakarta - Salah seorang Diaspora Indonesia di Jepang Prof. Pitoyo Hartono memberikan komentar terkait penggunaan artificial intelligence (AI) untuk mengurai kemacetan di Jakarta. Pemprov DKI Jakarta telah menerapkan teknologi AI untuk 20 persimpangan dengan budget Rp78 miliar.
Pria berkecimpung di bidang AI selama 35 tahun itu menilai hal ini sebagai inovasi yang bagus. AI pengurai kemacetan sebagai penerapan dalam mengatasi masalah.
"Itu merupakan AI yang bagus. Saya tidak mengatakan penelitian yang aplikatif itu jelek. Itu harus dilakukan dan diterapkan ke banyak hal," kata Pitoyo pada jurnalis setelah Diaspora Talk Homecoming bertema "AI: Masa Lalu, Sekarang, dan Masa Depan", di Gedung BJ Habibie, Rabu (30/8).
Baca Juga: Cerita di Balik Filosofi 1.000 Kawan Terlalu Sedikit, 1 Lawan Terlalu Banyak Bagi Prabowo
Namun, ia menekankan bahwa Indonesia harus menjadi garda terdepan dalam pembuatan AI baru.
"Tapi di lain pihak kita harus berada di garda terdepan untuk membuat AI baru dan turut serta, kalau ga kita akan terdikte terus," ujarnya.
"Jadi ini harus dikoreksi," tambahnya.
Baca Juga: Jokowi Optimistis Tim U-23 Indonesia Melaju ke Olimpiade Paris
Sebagai informasi, Pemprov DKI Jakarta telah memasang kamera Automatic Number Plate Recognition (ANPR) untuk memantau kemacetan di persimpangan lampu merah.
Kepala Dinas Perhubungan DKI, Syafrin Liputo mengatakan teknologi AI urai kemacetan yang diterapkan merupakan kondisi real time di tiap lokasi.
Kemudian, cara kerja AI urai kemacetan ialah memantau kepadatan arus lalu lintas di persimpangan. Selanjutnya, ketika terjadi penumpukan kendaraan di satu jalan, lampu lintas akan berubah otomatis menjadi hijau. Sementara itu, di jalan lain lampu merah akan menyala.
Adapun terdapat 20 lokasi yang sudah terpasang teknologi AI pada kamera tersebut. ANPR sudah terpasang di Jalan Jembatan 2 Raya-Jalan Tubagus Angke, Jalan Kyai Tapa-Jalan Daan Mogot (Grogol), Jalan S Parman-Jalan Tomang Raya, Jalan S. Parman-Jalan KS. Tubun-Jalan Gatot Subroto (Slipi), dan Jalan Gatot Subroto-Jalan Rasuna Said (Kuningan).
Selain itu, Jalan Gatot Subroto-Jalan Supomo (Pancoran), Jalan MT haryono-Jalan Sutoyo (Cawang Uki), Jalan DI Panjaitan-Jalan Kalimalang, Jalan Ahmad Yani-Jalan Utan Kayu (Rawamangun), Jalan Ahmad Yani-Jalan Pemuda-Jalan Pramuka, Jalan Ahmad Yani-Jalan H. Ten, dan Jalan Perintis Kemerdekaan-Jalan Letjen Suprapto.
Kemudian, Jalan Senen Raya-Jalan Kwitang (Senen), Jalan Gunung Sahari-Jalan Wahidin, Jalan Gunung Sahari-Jalan Dokter Sutomo (MBAL), Jalan Gunung Sahari-Jalan Angkasa-Jalan Samanhudi , Jalan Gunung Sahari-Jalan Mangga Besar (Kartini). Lalu, Jalan Gunung Sahari-Jalan Pangeran Jayakarta, Jalan Gunung Sahari-Jalan Mangga Dua, dan Jalan Perniagaan Raya-Jalan Pasar Pagi Flyover (Jembatan Lima).