Akibat AI, Kebutuhan Listrik Google Meningkat Hampir 50 Persen!

FTNews – Beberapa waktu yang lalu, pendiri Microsoft, Bill Gates, mengatakan bahwa teknologi artificial intelligence (AI) dapat menyelamatkan dunia dari perubahan iklim. Namun, apa yang terjadi di anak perusahaan Alphabet ini menunjukan hal yang berbeda. Kebutuhan listrik di Google meningkat sebanyak 48 persen dari lima tahun terakhir, yang sedang gencar-gencarnya mengembangkan AI.

Dalam Environmental Report 2024 milik Google, pada tahun 2023, Google menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 14,3 juta ton CO2. Terjadi peningkatan hampir 1,7 juta ton CO2 dari tahun 2022. Tentu, hal ini tidak terlihat baik bagi sebuah perusahaan yang hendak mengedepankan keberlanjutan.

Hal tersebut berkontradiksi dengan upaya mereka mengurangi emisi secara global. Namun, mereka percaya, dengan bantuan teknologi AI, mereka dapat mengurangi emisi global sebesar lima hingga 10 persen. Angka tersebut setara dengan total emisi tahunan di Uni Eropa (UE).

Sebelumnya, International Energy Agency (IEA) mengatakan kebutuhan listrik perusahaan-perusahaan teknologi kian meningkat setiap tahunnya. Salah satu penyebabnya adalah kebutuhan pusat data yang semakin besar, hingga kebutuhan listriknya melonjak hingga 240-340 tonWatt-hours (TWh).

Pusat data Google di Hamina, Finlandia. Foto: Google

“Total penggunaan listrik oleh Amazon, Microsoft, Google, dan Meta meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2017 dan 2021. Kenaikan tersebut hingga menyentuh 72 TWh pada tahun 2021,” papar agensi tersebut.

IEA pun masih belum yakin apakah akan terus terjadi peningkatan emisi di masa depan. Terutama, dengan teknologi AI yang sedang meledak sehingga membutuhkan pusat data yang lebih besar.

Ditambah lagi, sumber pembangkit listrik bertenaga hijau masih belum terlalu banyak, di mana banyak negara masih melakukan transisi menuju energi tersebut. Saat ini, masih banyak yang menggunakan tenaga-tenaga fosil untuk menghasilkan energi listrik yang tentu menghasilkan emisi yang sangat besar.

BACA JUGA:   Perhatikan Hal Ini Sebelum Beli Ipad Bekas

Kenaikan Kebutuhan Listrik di Jepang

Ilustrasi pusat data. Foto: canva

Tidak hanya Google saja, bahkan sebuah negara, yaitu Jepang, mengalami peningkatan kebutuhan listrik akibat teknologi AI. Bahkan, Pemerintah Jepang memperkirakan kebutuhan listrik mereka akan meningkat sebesar 35 hingga 50 persen pada tahun 2050 nanti. Hal tersebut berkaitan dengan meningkatnya permintaan dari pabrik semikonduktor dan pusat data untuk mendukung berjalannya AI.

Perkiraannya, kebutuhan listrik pada 2050 nanti akan mencapai 1,35-1,5 miliar TWh. Peningkatan ini demi untuk mencukupi kebutuhan dalam membangun pusat data, pabrik chip, dan bisnis-bisnis lainnya yang mengkonsumsi energi. Padahal, untuk dekade ini, mereka menargetkan kebutuhan listriknya untuk tidak melebihi dari 1 miliar TWh.

Artikel Terkait