Apa Itu Airdrop? Metode 'Lempar Bantuan dari Langit' untuk Korban Bencana di Gayo Lues Aceh
Seperti makanan, tenda, selimut, dan obat-obatan. Hingga kini, ribuan warga masih bertahan di titik-titik pengungsian.
Penjelasan Airdrop
Puluhan parasut yang membawa logistik untuk warga terdampak bencana banjir di Gayo Lues, Aceh, diterjunkan dengan metode airdrop menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU. [Instagram @jakarta24jam]Dalam dunia militer, ada beberapa teknik pengiriman via udara menggunakan pesawat terkait pengiriman logistik. Di antaranya Aerial Delivery.
Teknik ini digunakan untuk 'mengedrop' prajurit, amunisi, kendaraan, dan logistik seperti makanan. Teknik ini butuh parasut untuk menjatuhkan barang atau personel ke sasaran.
Ada beberapa tipe airdrop. Seperti free fall, aerial supply, heavy drop, maupun extreme low level delivery atau LAPES (Low Altitude Parachute Extraction System).
Teknik penerjunan orang maupun logistik disesuaikan kebutuhan misi ataupun sasaran yang harus dihadapi. Dibutuhkan beberapa persiapan sebelum melakukan airdrop.
Mulai dari pengemasan barang, penimbangan berat barang bawaan dan penempatan titik gravitasi, pengikatan barang pada parasut, hingga teknik penerjunan.
Dikembangkan Sejak 1942
Ilustrasi teknik airdrop. [Ist]Teknik atau metode airdrop telah dikembangkan sejak tahun 1942. Saat itu digunakan untuk melakukan penyuplaian logistik kepada pasukan garis depan yang terjebak dalam pertempuran panjang.
Amerika Serikat menjadi negara pertama yang menggunakan teknik airdrop untuk operasi kemanusiaan.
Menjatuhkan barang dari udara agar tepat pada sasaran jelas bukan hal yang mudah.
Kecepatan angin, kecepatan pesawat, berat barang, dan titik penerjunan sangat mempengaruhi ketepatan.
Karena itu telah dikembangkan teknik Computed Air Release Point (CARP) yang menjamin ketepatan titik jatuh barang.
Teknik airdrop telah menyelamatkan banyak nyawa dalam operasi kemanusiaan maupun operasi militer. Fleksibilitas dan kecepatan menjadi poin penting dari operasi ini.
Airdrop menjadi metode yang dipilih dalam konteks pengiriman logistik di wilayah bencana di Sumatera karena jalur darat terputus total.