Apakah Arab Saudi Ikut Merayakan Natal?
Baca Juga: Ini Rangkaian Perayaan Natal yang Dipimpin Paus Leo XIV di Vatikan
Dekorasi lampu musim dingin, ornamen, dan warna merah-hijau menghiasi beberapa mal ternama. Yang mengejutkan, pohon Natal dan pernak-perniknya kini dijual secara terbuka di sejumlah ritel.
Hotel-hotel internasional berlomba menawarkan prasmanan dan menu spesial bertema Natal, dipasarkan secara terbuka sebagai bagian dari perayaan musiman.
Pergeseran sikap publik pun terjadi; percakapan tentang Natal kini berlangsung dengan rasa ingin tahu, bukan lagi bisikan.
Akar Perubahan: Visi 2030 dan Keterbukaan Global
Transformasi ini bukan terjadi tiba-tiba. Ini adalah buah dari reformasi sosial bertahap dan ambisi Visi 2030 yang mendorong pariwisata dan integrasi global. Arab Saudi yang ingin menyambut dunia, kini belajar mengakomodasi tradisi global dengan tetap memegang identitasnya.
Bagi jutaan ekspatriat, perubahan ini terasa sangat personal. Mereka tak perlu lagi menyembunyikan perayaan. Anak-anak bisa menghadiri acara bertema liburan di sekolah. Natal terasa diakui, bukan disembunyikan.
Namun, perlu dicatat: tidak ada perayaan keagamaan di jalanan atau deklarasi hari libur.
Perubahannya ada pada toleransi dan akomodasi budaya di ruang komersial dan sosial. Ini adalah keseimbangan baru antara tradisi Islam dan interaksi global, sebuah “revolusi senyap” yang menandai babak baru keterbukaan Arab Saudi.