Arti Kata 'Taruna', Dipakai Ojol yang Bertemu Wapres Gibran Rakabuming
Pertemuan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan sejumlah pengemudi ojek online (ojol) di Istana Wapres pada Minggu (31/8) lalu, berbuntut panjang di media sosial. Warganet menaruh curiga dan merasa janggal dengan pertemuan tersebut, terutama setelah video resminya diunggah oleh akun Instagram @setwapres.ri.
Kecurigaan publik terutama tertuju pada pernyataan salah satu perwakilan ojol, Rahman Thohir. Gaya bicara dan pilihan kata yang ia gunakan saat menyinggung situasi demonstrasi dinilai tidak lazim untuk seorang pengemudi ojol.
"Keadaan hari ini, karena terus terang dengan beberapa hari ini kami teman-teman ojek online terganggu dalam mata pencarian jumlah penumpang menurun, rasa was-was dalam narik gitu kan, karena mengingat beberapa daerah eskalasi makin meningkat," kata Rahman dalam video tersebut.
Baca Juga: Ribuan Warga Iringi Jokowi Menuju Gedung DPR Hadiri Pelantikan Prabowo Subianto
Pernyataan Rahman yang menyebut telah memberikan "edukasi" kepada para "taruna" di komunitasnya menjadi puncak dari kejanggalan yang dirasakan warganet. Diksi "eskalasi" dan "taruna" dianggap terlalu intelektual dan lekat dengan dunia militer atau kepolisian.
"Kami juga sudah memberikan edukasi kepada para taruna di wilayah masing-masing untuk tidak ikut serta atau terpancing isu-isu provokatif mengenai unjuk rasa atau demo yang kemarin," ucapnya.
Baca Juga: Hadir di Samarinda, Gibran Kunjungi Puskesmas, Stadion Hingga Terowongan Selili
Unggahan tersebut pun langsung diserbu komentar pedas dari warganet. Banyak yang menuding pertemuan itu hanyalah pencitraan dan para pengemudi ojol yang hadir adalah intel yang sedang menyamar.
"'Eskalasi, taruna'?? Are you kidding me right now???" tulis salah satu akun warganet.
Gibran Rakabuming dan perwakilan Ojol.
Menanggapi tudingan yang semakin liar, Rahman Thohir akhirnya buka suara. Ia menegaskan bahwa dirinya adalah pengemudi Gojek asli yang sudah terdaftar sejak 2015 dan merupakan seorang sarjana hukum.
“Saya bergabung dengan Gojek sejak tahun 2015, jadi saya driver asli. Latar belakang pendidikan saya sarjana hukum dari Universitas 17 Agustus 1945,” ujar Rahman, Selasa (2/9).
Ia menyayangkan adanya stereotip bahwa profesi ojol hanya diisi oleh mereka yang berpendidikan rendah. Menurutnya, pandangan tersebut keliru dan merendahkan.
ojek online.
“Sekarang berkembang anggapan bahwa pengemudi ojol tidak berhak menggunakan istilah intelektual seperti eskalasi atau edukasi. Padahal, banyak di antara kami lulusan S1 bahkan S2," tegas Rahman.
Rahman pun meluruskan makna dari istilah "taruna" yang memicu tudingan paling keras. Ia menjelaskan bahwa istilah tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan dunia militer.
“Kata taruna dipakai untuk menyebut anggota baru atau mereka yang belum punya jabatan di komunitas. Tidak ada kaitannya sama sekali dengan militer,” jelas Rahma.