Blink Mengeluh! Ojol Matikan Aplikasi Usai Konser BLACKPINK, Tarif Tembus Rp200 Ribu
BLACKPINK sukses menggelar konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), selama dua hari berturut-turut pada 1-2 November 2025.
Namun di balik kemegahan konser tersebut, banyak cerita pahit bagi ribuan penggemar setia mereka, Blink.
Tak hanya diguyur hujan, alih-alih pulang dengan senyum dan kenangan indah, banyak penonton yang justru kelelahan karena kesulitan mencari transportasi pulang.
Baca Juga: Amankan Konser BLACKPINK di GBK, 1.500 Personel Gabungan Dikerahkan
Para Pengemudi Ojol Matikan Aplikasi
Usai konser, tampak ribuan penonton tumpah ruah ke jalanan sekitar GBK. Namun perjuangan mereka belum berakhir dan justru baru dimulai.
Baca Juga: Warna-warni Konser BLACKPINK: Jasa Kepang Rp20 Ribu hingga Lisa Pakai Rok Jakarta
Banyak video beredar di media sosial yang memperlihatkan antrean panjang pengemudi ojek online (ojol) di sekitar area GBK Senayan.
Mereka bukan menjemput lewat aplikasi seperti biasa, melainkan menawarkan jasa secara langsung dengan tarif “tembak” yang membuat banyak orang geleng kepala.
Untuk jarak yang seharusnya hanya beberapa kilometer, tarif bisa mencapai Rp100.000 hingga Rp200.000, berkali lipat dari harga normal.
Banyak Blink yang mengeluh usai konser BLACKPINK di GBK karena tarif ojol yang melambung tinggi [Instagram]
“GBK ke Jakbar aja minta Rp100 ribu. Inget dulu dari JIS ke Stasiun Kota Tua Rp200 ribu. Nggak apa-apa yang penting bis apulang," tulis akun TikTok @sastradpr dalam unggahannya.
Sementara dalam video yang dibagikannya ia juga menyebut bahwa para pengemudi ojol seperti biasa mematikan aplikasinya.
"Kalau habis nonton konser gini ojol pada matiin aplikasi ya, pada nyerbu di pintu keluar. Pada minta ongkos 100-200 ribu yang dekat juga," tulisnya.
Hal ini sebenarnya sering dilakukan oleh para pengemudi ojol di berbagai konser. Tak hanya saat konser BLACKPINK saja.
Jadi Perdebatan Netizen
Fenomena tarif ojol melonjak pasca konser besar kini menjadi perdebatan di media sosial.
Sebagian penonton merasa dimanfaatkan karena tak punya pilihan lain, sementara di sisi lain, para pengemudi ojol menilai hal tersebut sebagai bagian dari perjuangan mencari nafkah di momen padat penumpang.
"Ya nggak apa-apa lah kalian beli tiket jutaan mampu masa ngasih rezeki ojol gitu doang komplain," komentar netizen.
"Nggak habis pikir banyak yang belain. Padahal itu harga sudah di luar batas banget. Gimana mau maju ya negara kita," kata netizen.
"Makanya mending relain jalan dikit, nggak apa-apa capek juga," timpal netizen yang lain.
Di tengah pro dan kontra tersebut, publik berharap agar pemerintah daerah dan penyelenggara konser lebih sigap mengantisipasi lonjakan mobilitas setiap kali acara besar digelar di GBK atau venue serupa.