Biodata dan Agama Sinuhun Pakubuwono XIII, Raja Solo Meninggal Dunia
Kabar duka menyelimuti Keraton Surakarta Hadiningrat setelah Raja Solo, Sinuhun Pakubuwono XIII, meninggal dunia pada Minggu (2/11/2025) pagi. Beliau wafat pada usia 77 tahun di RS Indriati Solo Baru setelah mengalami penurunan kondisi kesehatan sejak September.
Kabar mangkat atau meninggalnya raja dikonfirmasi oleh kuasa hukumnya, KPAA Ferry Firman Nurwahyu Pradotodiningrat, yang menyebut bahwa PB XIII telah dirawat sejak 20 September 2025 sebelum tutup usia.
Sebelumnya, pihak Keraton Surakarta telah menjadwalkan konferensi pers terkait kondisi kesehatan sang raja pagi ini.
Baca Juga: Raja Solo PB XIV Purbaya Umumkan Kabinet Baru, Ini Daftarnya
Kepergian PB XIII meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar keraton dan masyarakat Solo.
Profil Sinuhun Pakubuwono XIII
Baca Juga: Pakubuwono XIII Wafat, Raja Keraton Solo yang Pernah Terlibat Konflik Takhta dengan Sang Adik
Sinuhun Pakubuwono XIII lahir di Surakarta pada 28 Juni 1948 dengan nama kecil GRM Suryadi, yang kemudian diganti menjadi GRM Suryo Partono mengikuti petuah leluhur karena kondisi kesehatannya saat kecil.
Beliau adalah putra tertua dari PB XII dan secara adat berhak menjadi penerus takhta. Dalam tradisi kasunanan, posisinya sebagai putra sulung menjadi penentu penting dalam proses pengangkatan raja.
Sejak muda, Hangabehi telah dipersiapkan untuk menjadi pewaris tahtanya. Pada tahun 1979, sesuai paugeran keraton, ia ditetapkan menyandang gelar Kangjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH) Hangabehi sebagai pangeran tertua. Penetapan ini menegaskan dirinya sebagai calon penerus yang sah dari PB XII.
Raja Keraton Surakarta, Paku Buwono (PB) Xiii, Meninggal Dunia pada Minggu 2 November 2025 Pukul 07.29 Wib Di Usia 77 Tahun.
Beliau resmi naik takhta pada 10 September 2004, menggantikan PB XII yang memerintah selama hampir 59 tahun. Namun penobatannya sempat diwarnai dualisme kepemimpinan karena adanya klaim takhta dari adiknya, KGPH Tejowulan.
Konflik raja kembar tersebut berlangsung hingga 2012 sebelum akhirnya dicapai rekonsiliasi dan Hangabehi diakui sebagai Pakubuwono XIII.
Dalam kehidupan pribadi, PB XIII menikah dengan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pakubuwono, permaisuri yang selalu mendampinginya dalam urusan adat dan keraton. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai seorang putra, GRM Suryo Aryo Mustiko (KGPH Purbaya).
Sebelum sepenuhnya mengabdikan diri pada keraton, PB XIII sempat bekerja di Caltex Pacific Indonesia di Riau dan kemudian pindah ke Jakarta. Beliau dikenal sebagai sosok sederhana yang memiliki hobi bermain keyboard dan mengikuti kegiatan organisasi radio amatir.
Sebagai raja, Sinuhun Pakubuwono XIII dikenal menjunjung tinggi pelestarian budaya Jawa gaya Surakarta. Ia memimpin langsung berbagai upacara adat seperti Sekaten, Grebeg, Kirab 1 Sura, Tingalan Jumenengan Dalem, dan ritual keraton lainnya.
Beliau juga menjalin hubungan erat dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat, serta kesultanan lain seperti Yogyakarta dan Cirebon. PB XIII kerap menghadiri agenda budaya nasional dan internasional, termasuk pameran keris, festival seni, hingga sarasehan kebudayaan.
Pada 2018, ia bersama tokoh budaya lainnya menerima penghargaan dari MURI atas pergelaran wayang kulit dengan kelir terpanjang di dunia.
Di akhir masa hidupnya, PB XIII tetap aktif menjalankan perannya sebagai pelindung budaya Jawa sekaligus pemimpin adat. Kepergiannya menjadi kehilangan besar bagi masyarakat Indonesia, terutama mereka yang mencintai tradisi dan budaya Jawa.
Biodata dan Agama
Raja PB XIII memiliki nama lahir Gusti Raden Mas Suryo Partono.
- Nama Lengkap: Gusti Raden Mas Suryo Partono
- Gelar/Jabatan: Sri Susuhunan Pakubuwana XIII
- Tanggal Lahir: Surakarta, 28 Juni 1948
- Agama: Islam
- Ayah : Susuhunan Pakubuwana XII
- Ibu: KRAy. Pradapaningrum/K.R. Ageng