Biodata dan Profil Rohmat Marzuki, Anggota DPRD yang Melejit Jadi Wakil Menteri Kehutanan
Nasional

Dengan wajah semringah Rohmat Marzuki tiba di Istana Negara. Seperti yang lainnya, ia pun lantas dikerubuti para wartawan yang menanyakan ini-itu. Ia pun tidak menjawab banyak.
Ternyata dia salah satu dari sejumlah pejabat yang dihubungi secara mendadak oleh Seskab Teddy Indra Wijaya. “Saya baru dua jam lalu ditelpon Pak Seskab untuk kemudian dipanggil ke Istana,” ujar Rohmat Marzuki, yang juga Bendahara DPD Partai Gerindra Jawa Tengah.
Foto: YouTube Setpres
Sore, Rohmat Marzuki dilantik Presiden Prabowo Subianto menjadi Wakil Menteri Kehutanan mengantikan Sulaiman Umar Shiddiq. Bukan bidang yang baru baginya. Latar belakang Pendidikan sebagai Sarjana Kehutanan serta kiprahnya di politik yang juga membidangi antara lain masalah kehutanan, membuat setidaknya jabatan baru ini tepat untuknya.
Di DPRD Jawa Tengah, pria kelahirann Magelang 11 Oktobet 1980 ini menjabat Ketua Fraksi Partai Gerindra, ia berada di Komisi B yang membidangi membidangi perekonomian dan keuangan mulai dari pertanian, perikanan, kelautan, peternakan, perkebunan, perindustrian, koperasi, hingga ketahanan pangan.
Kiprah Marzuki Bendara DPD Gerindara Jateng dan Ketua Fraksi DPRD
Rohmat sebelum dilantik menjadi Wamenhut, dikenal sebagai Bendahara DPD Gerindra Provinsi Jawa Tengah, serta juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jawa TengahPria kelahiran Magelang, 11 Oktober 1980 tersebut memiliki gelar Sarjana Kehutanan, gelar akademis yang linear dengan jabatan baru diembannya.
Ia telah berkiprah sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah sejak 2019. Sejak itu suara Partai Gerindra terus mengalami kenaikan di Jawa Tengah. Marzuki sendiri terpantau cukup dekat dengan masyarakat khususnya di daerah pemilihannya Grobogan dan Blora.
Rohmat Marzuki blusukan membantu warga Grobogan yang terkana bencana banjir/Foto: Instagram Rohmat Marzuki
Maka tak heran kalau dirinya pun kembali melenggang dalam Pemilu 2024 lalu. Ia termasuk salah satu dari 120 legislator terpilih periode 2024-2029.
Sementara dikutip dari Antara, tugas Marzuki adalah membantu Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni dalam menjaga dan melestarikan hutan di tanah air.
Dirinya bertugas membantu penyusunan peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan, pengelolaan, dan pemanfaatan hutan secara berkelanjutan.
Membantu dalam mengatur tata guna lahan, dan memberikan izin pemanfaatan hutan.
Selanjutnya, memastikan adanya perlindungan flora dan fauna yang hidup di kawasan hutan, serta mengelola taman nasional dan suaka margasatwa. Ia juga harus memastikan adanya rasa keadilan masyarakat adat dalam mengelola hutan secara lestari lewat hutan adat.
Tantangan Rohmat Marzuki
Foto: YouTube Setpres
Tantangan yang dihadapi dirinya dalam menjaga hutan di tanah air cukup kompleks, seperti deforestasi dan degradasi hutan, serta konflik lahan antara masyarakat dan perusahaan.
Pantauan Kemenhut, dari total 187 juta hektare daratan di Indonesia, luas lahan berhutan di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 95,5 juta hektare, atau 51,1 persen dari total daratan.
Dari angka itu, sekitar 91,9 persen (87,8 juta hektare) berada di dalam kawasan hutan.
Sementara itu, angka deforestasi netto tahun 2024 tercatat sebesar 175,4 ribu hektare. Angka ini diperoleh dari deforestasi bruto sebesar 216,2 ribu hektare dikurangi hasil reforestasi yang mencapai 40,8 ribu hektare.
Mayoritas deforestasi bruto terjadi di hutan sekunder dengan luas 200,6 ribu hektare (92,8 persen), di mana 69,3 persen terjadi di dalam kawasan hutan dan sisanya di luar kawasan hutan.
Untuk menekan angka deforestasi, Kementerian Kehutanan telah melaksanakan upaya reforestasi melalui rehabilitasi hutan dan lahan seluas 217,9 ribu hektare pada tahun 2024.
Angka tersebut merupakan rehabilitasi hutan dan lahan di dalam kawasan seluas 71,3 ribu hektare dan di luar kawasan seluas 146,6 ribu hektare, baik yang berasal dari sumber pendanaan APBN maupun pendanaan non APBN.
Sementara itu dalam satu dekade terakhir, angka rata-rata rehabilitasi hutan dan lahan seluas 230 ribu hektare per tahun dimana angka ini dapat menjadi referensi pengurang angka deforestasi.***