BMKG Kembangkan Sistem Peringatan Dini Gempa, akan Diujicoba di Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Lampung

Daerah

Sabtu, 19 Juli 2025 | 23:36 WIB
BMKG Kembangkan Sistem Peringatan Dini Gempa, akan Diujicoba di Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Lampung
Foto: BMKG

Direktorat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial, dan Tanda Waktu (DST) memperkenalkan pengembangan sistem peringatan dini gempa bumi BMKG, yaitu INA-EEWS (Indonesia Earthquake Early Warning System). Sistem ini masih bersifat uji coba.

rb-1

Sistem ini ditargetkan dapat mulai digunakan secara terbatas di empat wilayah prioritas: DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Lampung.

Hal tersebut terungkap dari kunjungan Direktur DST, Setyoajie Prayoedhie ke Stasiun Geofisika Manado. Kunjungan tersebut bertujuan memantau pelaksanaan program kerja tahun 2025, sekaligus memperkenalkan pengembangan sistem peringatan dini gempa bumi BMKG, yaitu INA-EEWS (Indonesia Earthquake Early Warning System).

Baca Juga: Seorang Warga Bantul Meninggal Dunia Akibat Gempa Jumat Malam

rb-3

Menurut Setyoajie Prayoedhie, system INA-EEWS bertujuan memberikan informasi awal kepada masyarakat beberapa detik sebelum guncangan gempa terasa, sehingga langkah penyelamatan dapat segera dilakukan.

“Meski cakupan awal masih terbatas, ini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa di masa depan,” ujar Setyoajie di Manado, dilansir BMKG.

Fokus Kerja Tahun 2025

Baca Juga: BMKG: 70 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan

Dalam sesi paparan teknis, tim DST menjelaskan fokus kerja tahun 2025 yang terbagi ke dalam lima bidang utama, yakni: Seismologi Teknik, Geofisika Potensial, Tanda Waktu, Sistem Peringatan Dini Gempa (EEWS), dan Manajemen Operasional.

Beberapa capaian yang telah diangkat antara lain instalasi Seismic Borehole di Lembang, Pelabuhan Ratu, Kemayoran, dan Pulau Sebesi untuk mendukung operasional INA-EEWS.

Kaji Kerentanan Gempa di Kota Kota Besar

Selain itu, BMKG juga tengah mengkaji tingkat kerentanan gempa di kota-kota besar, melakukan pengukuran variasi medan magnet bumi lima tahunan (Epoch) di 46 lokasi termasuk Manado dan Naha, serta mengembangkan sistem pemantauan petir berbasis jaringan nasional. Layanan tanda waktu pun turut ditingkatkan melalui penguatan jam atom dan siaran sinyal waktu radio.

DST menekankan pentingnya perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan peralatan yang efisien. Pengadaan suku cadang kini diarahkan melalui koordinasi antar Unit Pelaksana Teknis (UPT) berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan. Selain itu, BMKG juga memperkuat sistem pelaporan digital melalui aplikasi Simora dan Sesmon, serta meningkatkan kapasitas SDM UPT melalui pelatihan teknis.

Di sisi sumber daya manusia, BMKG terus mendorong peningkatan kompetensi pegawai, khususnya generasi muda. Kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 dan S3 terus diperluas, baik melalui skema beasiswa dalam dan luar negeri seperti LPDP.

Terakhir, Setyoajie menegaskan bahwa kualitas data dan keberhasilan sistem peringatan dini sangat bergantung pada kesiapan alat dan kemampuan SDM. Untuk itu, kolaborasi dan sinergi antarunit menjadi kunci agar sistem ini dapat berjalan optimal dalam mendukung keselamatan masyarakat.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap alat dan suku cadangnya digunakan secara tepat dan optimal. Pemeliharaan bukan hanya soal teknis, tetapi juga bagian dari membangun ketangguhan sistem dan sumber daya manusia dalam menghadapi risiko bencana,” pungkasnya.***

Tag BMKG Sistem Peringatan Dini Gempa

Terkini