Putri Gus Dur Ungkap Data Korban Demo: Tagih Prabowo Bentuk Tim Investigasi Independen
Hukum

Putri pertama Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid mengungkap data korban demo yang berujung rusuh akhir Agustus 2025 lalu.
Melalui Koordinator Jaringan GUSDURian Nasional, Alissa Wahid juga menagih janji Presiden Prabowo Subianto agar segera membentuk tim investigasi independen.
Baca Juga: Alissa Wahid: Ibu Garda Terdepan Deteksi Radikalisme
Pembentukan tim agar bisa menelusuri tewasnya 10 orang imbas kerusuhan unjuk rasa akhir Agustus lalu.
"Sudah ada 10 nyawa jatuh selama prahara Agustus, itu sudah termasuk Iko Juliant. Saya mendesak Pak Presiden untuk mengambil langkah membentuk tim investigasi independen," kata Alissa Wahid di Semarang, kemarin.
Langkah Konkret Selesaikan Kekerasan Saat Unjuk Rasa
Baca Juga: Perempuan Jadi Benteng Halau Kekerasan dan Intoleransi Sejak Dini
Ilustrasi aksi demo berujung ricuh akhir Agustus 2025 lalu. [Int]
Dia menyebut pembentukan tim independen merupakan langkah konkret untuk menyelesaikan rangkaian kekerasan yang terjadi saat unjuk rasa pada Agustus 2025.
"5.800 orang, menurut catatan YLBHI, ditahan. 580-an dijadikan tersangka. 1.100 lebih mengalami luka-luka selama penahanan. Jadi masif ini," katanya.
Menurut dia, kematian Iko yang dinilai janggal, pihaknya mendorong negara untuk mengusut tuntas. Tentu itu, perlu tim investigasi independen agar hasil penyelidikan tidak hanya didominasi aparat negara.
"Ini penting sekali dari pihak negara, karena investigasi ini tidak bisa hanya dilakukan oleh aktor negara. Kan tidak lucu kita masyarakat sipil menilai pelaku kekerasan eksesifnya adalah polisi, lalu tim investigasinya polisi juga," pungkas dia.
Kronologi Kematian Mahasiswa Iko
Iko Juliant Junior mahasiswa Unnes yang tewas saat demo. [Instagram]
Sebelumnya Kematian Iko Juliant Junior mahasiswa Unnes menjadi sorotan karena dinilai janggal. Iko sempat dilarikan ke RSUD DR Kariadi pada Minggu (31/8) sekitar pukul 11.00 WIB.
Adapun yang dianggap janggal hilangnya barang-barang pribadi milik Iko seperti ponsel, almamater, dan tas ransel. Selain itu, motor milik Iko disebut masih ditahan di Polda Jateng.
Terkait keterangan berbeda dengan kronologi. Seorang teman Iko menyebut ia mengalami kecelakaan di Kalisari, sementara surat keterangan polisi ditulis di daerah dr Cipto, Semarang. Kejanggalan lain muncul dari informasi satpam yang melapor kepada keluarga bahwa Iko diantar ke RS dr Kariadi oleh anggota Brimob.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Sufmi Dasco Ahmad memastikan bakal mengakomodir '17+8 Tuntutan Rakyat'.
Tuntutan tersebut juga termasuk ke dalam poin-poin tuntutan disampaikan mahasiswa saat beraudiensi.
Hal ini disampaikan Dasco usai audiensi bersama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan dan sejumlah perwakilan organisasi kepemudaan hingga keagamaan.
"Jadi memang sebagian yang disampaikan oleh adik-adik BEM ini juga ada yang termasuk di 17+8," kata Dasco di gedung Nusantara atau Kura-Kura, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/9/2025).
Ketua Harian DPP Partai Gerindra ini memastikan, DPR akan segera melakukan evaluasi secara menyeluruh.
"Kami dalam audiensi juga sudah menyampaikan bahwa DPR juga dalam waktu yang singkat-singkatnya akan melakukan evaluasi-evaluasi menyeluruh baik terhadap tunjangan maupun keterbukaan kegiatan DPR, yaitu termasuk yang di dalam 17+8," katanya.