BMKG Ungkap Sederet Fakta Gempa Selatan Jawa Barat M6,2

Sosial Budaya

Senin, 29 April 2024 | 00:00 WIB
BMKG Ungkap Sederet Fakta Gempa Selatan Jawa Barat M6,2

FTNews - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut sederet fakta gempa yang mengguncang selatan Jawa pada Sabtu (27/4) malam magnitude (M)6,2. Salah satunya gempa ini miskin gempa susulan.

rb-1

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa yang terjadi Sabtu malam pukul 23.29.47 WIB, dengan magnitudo update M6,2 berpusat di laut (Samudra Hindia). Jarak 156 Km arah baratdaya Kabupaten Garut, dengan kedalaman hiposenter 70 km.

“Jenis gempa kedalaman menengah, yang dipicu deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia. Tersubduksi di bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa barat, dengan mekanisme sumber gempa pergerakan geser-naik (oblique thrust),” katanya di Jakarta, Minggu (29/4) malam.

Baca Juga: NTT Diguncang Gempa Magnitudo 6,0

rb-3

Lalu para ahli lazim menyebutnya sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquake) akibat pecahnya batuan dalam slab lempeng.

Salah satu "keistimewaan" gempa intra slab adalah sanggup meradiasikan guncangan gempa (ground motion) yang lebih dahsyat dari gempa lain dengan sumber lain.

Kerusakan bangunan akibat gempa Selatan Jawa M6,2. Foto: BNPB

Baca Juga: Waspada Cuaca Ekstrem Masih akan Berlangsung hingga Februari

Bukan Gempa Megathrust

Namun, BMKG menyebut gempa ini bukanlah gempa megathrust. Terbukti dari data penampang melintang hiposenter (cross-section) yang menunjukkan hiposenter gempa terletak di dalam slab Lempeng Samudra Indo-Australia.

Selain itu, hanya ada satu gempa susulan (aftershock), dengan magnitudo 3,1 yang terjadi pada 27 April 2024 pukul 23.45.13 WIB.

“Miskin” gempa susulan (lack of aftershock), karena batuan slab Lempeng Samudra Indo-Australia bersifat homogen, elastis, dan tidak mudah rapuh (ductile),” paparnya.

Meski begitu, gempa ini bersifat destruktif, karena mengguncang kuat di Tegalbulued, Pamulihan, Sukanagara. Cempaka, Langkaplancar dan Lembang dengan skala intensitas V MMI dan menimbulkan kerusakan di Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, dan Ciamis.

Karena hiposenternya dalam maka gempa ini memiliki spektrum luas yang mencakup daerah Kebumen, Banyumas. Cilacap dan Purwokerto, Bantul, Sleman, Kulonprogo, Trenggalek, hingga Malang.

“Gempa ini tidak berpotensi tsunami. Hasil monitoring Tide Gauge milik Badan Informasi Geospasial (BIG) di Pantai Tasikmalaya dan Cilacap tidak menunjukkan adanya anomali muka laut,” ungkapnya.

Gempa yang terjadi belum mampu menyebabkan gangguan kolom air laut/ tsunami, salah satunya karena hiposenternya yang cukup dalam.

Tag BMKG Gempa Bumi gempa susulan Sosial Budaya Daryono megathrust selatan Jawa

Terkini