Bohong Besar! Chikita Meidy Tegas Bantah Isu Pertemuan Anak dan Suami
Lifestyle

Penyanyi Chikita Meidy baru-baru ini angkat bicara soal kisruh rumah tangganya. Ia dengan tegas membantah kabar adanya pertemuan antara sang suami dengan anak mereka sebelum jadwal persidangan.
"Saya ingin mengklarifikasi, kabar itu bohong besar," tegas Chikita. "Tidak ada satu pun pertemuan terjadi sejak bulan Juni lalu."
Baca Juga: Ogah Damai, Chikita Meidy Tak Gentar Hadapi Laporan Shilda Oktavia Rosa: Tak Ada Jalan tengah...
Pernyataan tersebut sekaligus membantah klaim kuasa hukum pihak suami yang menyebut ada pertemuan di awal September. Menurut Chikita, sejak isu perselingkuhan mencuat, pihak suami justru menghindar dan tidak menunjukkan upaya menemui dirinya maupun sang anak.
"Sejak bukti perselingkuhan muncul, pihak tergugat sama sekali tidak berani menemui kami," ujarnya.
Soroti Pembatasan Akses Digital untuk Anak
Chikita Meidy ditemui di Pengadilan Agama Tigaraksa, Tangerang pada Selasa (16/9)
Baca Juga: Ketemu Fans Tanpa Make Up, Muka Polos Nadin Amizah jadi Omongan
Selain soal pertemuan, Chikita juga menyampaikan kekecewaannya terkait pembatasan akses gawai untuk anaknya yang diduga diatur oleh sang ayah. Menurutnya, hal itu berdampak langsung pada proses belajar sang anak.
"Anak saya sampai bingung karena waktu penggunaan iPad dipersingkat. Padahal, dia sangat memerlukannya untuk mengakses materi pelajaran," tutur Chikita dengan nada prihatin.
Ia menegaskan, masalah rumah tangga seharusnya tidak sampai menghambat pendidikan anak. Baginya, pembatasan akses digital sama sekali tidak tepat, apalagi di tengah kebutuhan belajar daring. "Sudah saya tekankan, urusan anak harus direspons cepat, jangan dipersulit," tambahnya.
Anak Jadi Prioritas Utama
Chikita Meidy ditemui di Pengadilan Agama Tigaraksa, Tangerang pada Selasa (16/9)
Bagi Chikita Meidy, kepentingan anak adalah hal yang paling utama. Ia berharap tidak ada lagi pihak yang memanipulasi informasi atau memanfaatkan kondisi sulit ini untuk keuntungan pribadi, khususnya terkait hubungan ayah dan anak.
Menurut Chikita, kondisi ini menggambarkan kompleksitas perceraian di mata hukum sekaligus menunjukkan bagaimana dinamika orang tua pasca-perpisahan dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan pendidikan anak.
"Anak-anak adalah pihak paling rentan terdampak. Karena itu, setiap keputusan yang diambil seharusnya selalu berlandaskan pada kepentingan dan masa depan mereka," pungkasnya.