Bukan hanya Penurun Kolesterol, Statin juga Cegah Serangan Jantung dan Stroke
Kesehatan

Statin adalah golongan obat yang sering diresepkan dokter untuk membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Dengan menurunkan kadarnya, statin membantu mencegah serangan jantung dan stroke.
Studi menunjukkan bahwa statin dapat mengurangi risiko serangan jantung, stroke, dan bahkan kematian akibat penyakit jantung sekitar 25%.
Ada beberapa jenis statin. Beberapa statin yang lebih lama dapat mengurangi kolesterol hingga 25% hingga 35%, sementara statin yang lebih baru dapat menguranginya hingga 50%.
Baca Juga: Penelitian: Ternyata Statin bukan hanya Turunkan Kolesterol tapi juga Risiko Kanker Hati
Siapa yang harus Mengonsumsi Statin?
Dikutip dari WebMD, diperkirakan, selain orang-orang yang sudah mengonsumsinya, 15 juta hingga 20 juta orang lainnya harus mengonsumsi obat statin berdasarkan faktor risiko penyakit jantung mereka.
Satuan Tugas Layanan Pencegahan AS merekomendasikan agar orang dewasa berusia 40 hingga 75 tahun mempertimbangkan untuk mengonsumsi statin jika dokter mereka memperkirakan mereka memiliki risiko 10% terkena aterosklerosis (pengerasan arteri) selama 10 tahun ke depan.
Perhitungan ini memperhitungkan jenis kelamin, ras, dan usia Anda, serta apakah Anda merokok atau menderita diabetes, dan berapa tekanan darah Anda.
Dokter Anda dapat melakukan tes darah sederhana untuk menentukan jumlah kolesterol dalam darah Anda. Jika Anda memiliki kadar kolesterol LDL ("jahat") yang tinggi, Anda memiliki risiko lebih besar terkena penyakit jantung, terutama jika ada faktor risiko lain yang meningkatkan risiko Anda.
Berdasarkan risiko keseluruhan Anda, dokter Anda mungkin menyarankan Anda mengonsumsi statin untuk membantu menurunkan kolesterol Anda dalam jumlah tertentu.
Apa Fungsi Statin?
Obat statin bekerja dengan cara memblokir kerja enzim hati yang bertanggung jawab untuk memproduksi kolesterol. Terlalu banyak kolesterol dalam darah dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri.
Penumpukan tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan arteri menyempit atau mengeras. Gumpalan darah yang tiba-tiba di arteri yang menyempit ini dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Tidak semua kolesterol itu buruk. Misalnya, memiliki kadar kolesterol HDL ("baik") yang tinggi itu baik. Kolesterol HDL mencegah penumpukan plak di arteri dengan mengangkut kolesterol jahat (LDL) dari darah ke hati. Dari sana, tubuh Anda akan membuangnya.
Statin menurunkan kadar kolesterol LDL dan kolesterol total. Pada saat yang sama, statin menurunkan trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol HDL. Statin juga dapat membantu menstabilkan plak di arteri, sehingga mengurangi kemungkinan serangan jantung.
Menjaga gaya hidup sehat saat mengonsumsi statin dapat meningkatkan efektivitas obat. Pastikan untuk:
Mengonsumsi makanan seimbang yang menyehatkan jantung
Berolahraga secara teratur
Batasi asupan alkohol
Hindari merokok
Efek Samping Statin
Kebanyakan orang yang mengonsumsi obat statin dapat mentoleransinya dengan sangat baik.
Namun, beberapa orang mengalami efek samping.
Efek samping statin yang paling umum meliputi:
Sakit kepala
Sulit tidur
Kemerahan pada kulit
Nyeri otot (mialgia), nyeri tekan, atau lemas
Mengantuk
Pusing
Mual atau muntah
Kram atau nyeri perut
Kembung atau gas
Diare
Sembelit
Ruam
Kadar trombosit darah rendah
Efek samping yang kurang umum yang mungkin Anda alami dengan statin adalah:
Mual
Rambut rontok
Sensasi seperti ditusuk-tusuk, mati rasa, atau geli pada kulit
Peradangan hati, yang dapat membuat Anda merasa seperti terkena flu
Peradangan pankreas, yang dapat menyebabkan sakit perut
Masalah kulit seperti ruam atau jerawat
Masalah seksual, seperti disfungsi ereksi atau gairah seks rendah
Statin juga memiliki peringatan bahwa kehilangan ingatan, kebingungan mental, neuropati, gula darah tinggi, dan diabetes tipe 2 merupakan kemungkinan efek samping. Penting untuk diingat bahwa statin juga dapat berinteraksi dengan obat lain yang Anda konsumsi.***
Sumber: WebMD