Bukan Malaysia atau Singapura, Inilah Negara Asli Cendol
Siapa yang tidak mengenal cendol? Minuman bercita rasa manis dengan isian tepung beras hijau, santan gurih, serta gula merah cair ini telah lama menjadi penyegar favorit masyarakat Indonesia.
Di balik rasanya yang menggoda, tersimpan cerita panjang tentang asal-usul minuman tradisional ini. Perdebatan soal dari mana cendol berasal pun kerap mencuat: Indonesia, Malaysia, atau Singapura?
Berdasarkan sejumlah kajian sejarah dan catatan lama, akar kemunculan cendol justru mengarah kuat ke Indonesia, terutama wilayah Jawa.
Akar Kata dan Tradisi: Cendol Sudah Lama Hidup di Jawa
Para peneliti kuliner meyakini bahwa cendol sudah dikenal masyarakat Jawa sejak berabad-abad lalu, bahkan diprediksi telah hadir sebelum abad ke-10. Penamaan “cendol” sendiri mengandung filosofi tersendiri.
Kata ini dianggap berasal dari istilah Jawa “jendhol” atau “cèndhol”, yang berarti tonjolan atau benjolan menggambarkan bentuk butiran hijau yang lembut namun terasa menonjol saat disantap.
Di berbagai daerah di Indonesia, nama cendol juga kerap digantikan oleh sebutan “dawet”. Kedua istilah ini sama-sama merujuk pada minuman tradisional yang diolah dari campuran tepung beras, air pandan, santan, serta larutan gula merah.
Sebagai bagian dari warisan kuliner Jawa, cendol tidak hanya hadir dalam kegiatan sehari-hari, tetapi juga dalam acara budaya tertentu. Di beberapa daerah, dawet bahkan memiliki makna simbolis dalam upacara adat pernikahan.
Jalur Migrasi dan Penyebaran Resep
Jalur migrasi Cendol (Pinterest)
Keberadaan cendol di negara tetangga bukanlah hal yang mengherankan. Sejak masa lalu, masyarakat Nusantara memiliki tradisi merantau dan berdagang, khususnya dari Jawa.
Mobilitas ini turut membawa serta kekayaan kuliner, termasuk resep cendol. Melalui jalur perdagangan, minuman ini kemudian dikenal di Semenanjung Malaya dan Singapura.
Interaksi budaya yang terjadi selama ratusan tahun membuat penduduk setempat mengadaptasi resep tersebut. Seiring waktu, cendol pun berkembang menjadi bagian dari identitas kuliner di Malaysia dan Singapura, meski jejak awalnya berasal dari Nusantara.
Versi Malaysia dan Singapura yang Berkembang Sendiri
Cendok yang sudah di modifikasi (Pinterest)Di Malaysia, cendol bahkan telah diangkat sebagai minuman berstatus warisan nasional. Namun, bentuk penyajian cendol dengan tambahan es serut yang banyak dikenal saat ini diyakini baru berkembang pada era kolonial.
Teknologi es serut dibawa oleh Inggris ke kawasan pelabuhan seperti Melaka dan Penang. Dari situlah penyajian cendol modern mulai populer.
Sedangkan di Singapura, cendol menjadi salah satu minuman yang mudah ditemui di pusat jajanan atau hawker centre. Meskipun sudah menjadi bagian dari budaya kuliner mereka, sejumlah catatan sejarah menunjukkan bahwa para pendatang dari Indonesia terutama Jawa berperan besar dalam memperkenalkan minuman ini pada masa silam.
Sebagai hasil dari akulturasi yang panjang, kini masing-masing negara memiliki gaya penyajian dan cita rasa unik yang membedakan cendol satu dengan lainnya.
Cendol sebagai Simbol Warisan Kuliner Nusantara
Jika menelusuri kembali akar sejarah dan etimologinya, cendol memiliki hubungan paling kuat dengan Indonesia. Minuman ini merupakan bagian dari perjalanan budaya masyarakat Jawa yang berkembang dan meluas hingga ke luar negeri.
Keberadaannya di berbagai negara justru menunjukkan betapa kayanya kuliner Nusantara, yang bukan hanya mampu bertahan dari generasi ke generasi, tetapi juga diterima dan dicintai oleh bangsa lain.