Bus Listrik Mampu Kurangi Polusi Udara

Forumterkininews.id, Jakarta – Pemerintah terus berupaya mengatasi polusi udara di Jakarta. Penggunaan bus listrik sebagai transportasi umum harapannya bisa mengurangi emisi karbon dari kendaraan.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rachmat Kaimuddin mendorong penggunaan bus listrik untuk mengurangi polusi udara di ibu kota.

“Kita coba dorong transportasi publik. Nanti tugas kami dengan Pemda DKI Jakarta dan lain-lain bagaimana bisa mengakselerasi lagi rencana Pemda agar yang di-cover bisa lebih banyak. Bus listrik lebih banyak lagi dan sebagainya,” katanya dalam konferensi pers bertema “Penanganan Polusi Udara” secara daring, mengutip Antara Jumat (25/8).

Rachmat merujuk studi yang mengatakan, polusi muncul sebagai hasil pembakaran yang tak sempurna. Ini semakin memperparah kondisi udara di Jakarta.

Selain itu, pemerintah terus mendorong penggunaan lebih banyak kendaraan umum listrik. Namun demikian, tak hanya kendaraan umum listrik, masyarakat harus juga menggunakan kendaraan listrik.

Masyarakat tak perlu khawatir terkait harga kendaraan listrik yang mahal. Pasalnya, pemerintah telah meluncurkan berbagai program guna memberikan bantuan Rp 7 juta untuk setiap pembelian kendaraan motor listrik.

“Minggu depan akan keluar peraturan revisi yang memungkinkan semua orang selama dia punya KTP, usia 17 tahun bisa mendapatkan bantuan pemerintah,” kata Rachmat.

Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Pemerintah juga fokus terhadap dampak kesehatan akibat polusi udara. Penerapan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) sebisa mungkin terlaksana. Ini sebagai salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi masyarakat terpapar polusi.

“Kalau mobilitas berkurang, mobil dan motor di jalan juga akan berkurang. Mobil dan motor di jalan tidak perlu menyala lebih lama. Pembakaran yang terjadi di kendaraan pribadi akan berkurang,” ujar Rachmat.

BACA JUGA:   Berupaya Lewati Pagar Berduri, Pendemo Diamankan Polisi

Dalam cara yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Asep Kuswanto, mengungkapkan udara di Jakarta berkualitas buruk. konsentrasi particulate matter (PM) 2.5 yang menjadi acuan, mengalami angka tertinggi selama 2023. Angkanya mencapai 48,72 mikrogram pada Juli lalu.

“Kalau melihat dari sumber pencemarnya, kajian kami tahun 2020 menyatakan dari parameter yang berkontribusi dalam menurunnya kualitas udara Jakarta ada 7 parameter, sumber utama dari industri 61,96 persen, kemudian PM 10, PM 2.5 mayoritas dari transportasi,” kata Asep.

Menurutnya, sektor transportasi memang penyumbang terbesar kondisi kualitas udara di Jakarta saat ini. 

Artikel Terkait