Buya Yahya: Keutamaan Bulan Muharram dan Anjuran Puasa Tasua dan Asyura

Lifestyle

Senin, 30 Juni 2025 | 23:45 WIB
Buya Yahya: Keutamaan Bulan Muharram dan Anjuran Puasa Tasua dan Asyura
Buya Yahya (X)

Bulan Muharram, sebagai bulan pertama dalam kalender Hijriah, memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Menurut penjelasan Buya Yahya, Muharram termasuk dalam empat bulan suci (asyhurul hurum) yang dimuliakan Allah SWT.

rb-1

Salah satu keutamaan paling menonjol di bulan ini adalah keberadaan Hari Asyura, yang jatuh setiap tanggal 10 Muharram. Di tahun 1447 Hijriah atau 2025 Masehi, Hari Asyura bertepatan pada 6 Juli 2025.

Sejarah Puasa Asyura dan Hubungannya dengan Nabi Musa AS

Buya Yahya (X)Buya Yahya (X)

Baca Juga: Amalan Malam Suro Dalam Islam dan Tradisi Jawa, Minta Perlindungan Serta Keberkahan

rb-3

Buya Yahya menjelaskan bahwa puasa Asyura memiliki akar sejarah yang penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, beliau mendapati kaum Yahudi sedang melaksanakan puasa pada tanggal 10 Muharram. Ketika ditanya alasannya, mereka menjawab bahwa hari itu adalah hari di mana Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa AS dari kejaran Fir’aun.

Rasulullah SAW kemudian bersabda,

"Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian." Lalu beliau pun berpuasa pada tanggal 10 Muharram dan menganjurkan para sahabat untuk turut berpuasa.

Mengapa Ditambahkan Puasa di Tanggal 9?

Salah satu sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, mengapa berpuasa pada hari yang sama dengan kaum Yahudi? Rasulullah SAW pun bersabda:

"Jika aku masih hidup hingga tahun depan, maka aku akan berpuasa juga pada tanggal 9 Muharram." Hal ini dilakukan sebagai bentuk penyelisihan terhadap tradisi Yahudi, sekaligus menambah kesunnahan dalam amalan.

Buya Yahya menambahkan bahwa puasa tanggal 9 dan 10 Muharram dikenal sebagai puasa Tasua dan Asyura, dan merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam.

Bagaimana Jika Hanya Bisa Puasa di Tanggal 10?

Buya Yahya (X)Buya Yahya (X)

Tak semua orang bisa menjalankan puasa pada dua hari berturut-turut. Menanggapi hal ini, Buya Yahya menegaskan bahwa puasa pada tanggal 10 saja tetap diperbolehkan dan memiliki pahala besar. Namun, disarankan untuk menambahkan puasa di tanggal 9 atau 11 agar tetap menyelisihi praktik kaum Yahudi.

“Kalau tidak sempat puasa di tanggal 9, maka berpuasalah di tanggal 10 dan tambahkan tanggal 11,” terang Buya.

Jika seseorang sama sekali tidak sempat berpuasa pada tanggal 9 maupun 11, maka tetap boleh berpuasa hanya di tanggal 10. Namun, disarankan menambahkan puasa sunnah lain di bulan Muharram agar tetap menghidupkan semangat ibadah di bulan suci ini.

Kesimpulan: Muharram, Momentum Memperbanyak Ibadah

Buya Yahya menekankan bahwa bulan Muharram adalah waktu yang sangat tepat untuk memperbanyak amalan sunnah, khususnya puasa. Bukan hanya terbatas pada tanggal 10, tetapi bisa juga dilakukan di hari-hari lainnya di bulan ini. Semangat berpuasa di bulan Muharram mencerminkan keinginan umat Islam untuk meraih pahala besar sekaligus meneladani jejak Rasulullah SAW.

“Jangan lupa, hari yang paling agung di bulan Muharram adalah tanggal 10, yang disebut dengan Asyura,” pungkas Buya Yahya.

Tag Muharram kalender hijriah buya yahya

Terkini