Cerita Iga Swiatek Bangkit Usai Terlilit Skandal Doping
Olahraga

Iga Swiatek benar-benar menerapkan istilah comeback stronger. Skandal doping yang yang melilitnya pada akhir 2024 dijadikan Swiatek sebagai api pembakar motivasinya untuk lebih berprestasi di tahun ini.
Swiatek sempat menjalani skorsing selama satu bulan pada akhir 2024 setelah Badan Integritas Tenis Internasional (ITIA) menerima laporan bahwa melatonin, yang dikonsumsi Swiatek sebagai bantuan tidur ternyata terkontaminasi zat terlarang trimetazidine.
Petenis Polandia itu menegaskan bahwa zat tersebut masuk ke tubuhnya secara tidak sengaja melalui melatonin yang dibelinya bebas di pasaran (over-the-counter). Swiatek tak tahu bahwa melatonin yang dikonsumsinya ternyata terkontaminasi oleh trimetazidine
Baca Juga: Iga Swiatek Tembus Babak Perempat Final Wimbledon Pertama Kali
"Saya sudah melewati yang terburuk, saya bisa kembali dari itu, dan saya bisa menyelesaikannya, jadi saya merasa tidak ada yang bisa menghentikan saya sekarang," kata Swiatek seperti dikutip dari Japan Times, Kamis (24/4/2025).
Kasus Swiatek menambah kekhawatiran di kalangan petenis, apalagi setelah Jannik Sinner juga menerima hukuman tiga bulan akibat zat clostebol dari semprotan luka yang digunakan oleh fisioterapisnya. Meskipun tidak ada unsur kesengajaan, sistem anti-doping tetap memberikan sanksi keras.
"Jujur saja, setelah beberapa tahun, kamu terus-menerus memikirkan ini. Itu menimbulkan sedikit kecemasan, dan saya tidak hanya berbicara tentang diri saya, karena saya sudah terbiasa dengan sistem ini," papar Swiatek.
Baca Juga: Biodata dan Agama Janice Tjen, Petenis Indonesia Catatkan Sejarah di US Open 2025
"Saya tahu dari pemain lain bahwa ini tidak mudah, dan seluruh sistemnya memang sulit karena saya sendiri tidak punya banyak kendali atas apa yang terjadi pada saya," tambahnya.
Petenis Tunisia, Ons Jabeur menguatkan pernyataan Swiatek. Jabeur mengutarakan keresahannya terhadap sistem, yang memberinya tekanan mental tersebut.
"Aku trauma setiap kali mendengar bel pintu berbunyi pukul 5 pagi karena itu biasanya petugas tes doping," ujar Jabeur.