Cetak Pemain Andal, Kemenpora Gagas Kurikulum Sepak Bola

FTNews, Jakarta – Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) bersama Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akan mengembangkan kualitas sepak bola Indonesia. Mereka menggagas kurikulum sepak bola. Tujuannya agar generasi muda memiliki jangka waktu panjang berlatih dan andal.

Deputi Pembinaan Prestasi Olahraga Kemenpora, Surono, mengatakan pihaknya akan melakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum sepak bola Indonesia.

“Kita akan melakukan pengembangan kurikulum dan pengembangan bakat sepak bola, bekerja sama dengan PSSI,” ujarnya dalam Live Youtube FMB9ID_ IKP, di Jakarta, Senin (20/11) petang.

Selain itu mereka juga sudah melakukan pembinaan kepada calon pemain sepak bola di masa mendatang, dengan berbagai kompetisi. Baik dari skala provinsi, nasional hingga internasional.

(Kiri)Pengamat Olahraga, Sapto Haryo Rajasa,(Tengah)Deputi Pembinaan Prestasi Olahraga Kemenpora, Surono,(Kanan)Dea Kartika. Dalam diskusi Momentum Regenerasi Sepak Bola Indonesia. Foto : Kominfo

“Kami sering mengirim hasil dari pembinaan dan kompetisi U-10, U-12 dan U-14, kita kirim ke China, Swedia,” jelasnya.

Ia menyebut, orang tua memiliki antusias yang sangat tinggi dalam pengadaan kompetisi tersebut.

“Bahkan kami mengadakan kompetisi U-14 Internasional di Bali, antusiasnya sangat luar biasa,” ungkapnya.

Kemenpora juga ingin membuat liga umur, yang mempertemukan mereka berkompetisi dalam waktu panjang. Dengan berbagai tingkatan yang ada.

“Keinginan untuk membentuk liga pada setiap kabupaten kota, yang nantinya akan bertemu di provinsi sampai ke tingkat nasional,” tuturnya.

Surono menilai hal itu penting dilakukan, karena sepak bola Indonesia sudah terlihat sejak ajang Piala Dunia U-17 2023. Indonesia mampu bertahan dengan lawan-lawan yang kelasnya sudah di atas rata-rata, seperti Ekuador.

Ia mengatakan, Indonesia sangat luar biasa sudah bisa memberikan permainan yang cukup baik. Baginya Tim U-17 Indonesia, hanya terbatas oleh waktu persiapan yang singkat.

“Hanya karena keterbatasan waktu, jangka pendek. Hasilnya kita menahan imbang ekuador dan panama,” jelasnya.

BACA JUGA:   Shin: Tanpa Messi, Argentina Tetap Lawan Berat

Waktu Singkat

Pengamat Olahraga, Sapto Haryo Rajasa, menilai kondisi Tim U-17 pada Piala Dunia tersebut sangat tidak ideal. Hanya memiliki waktu persiapan yang singkat sekitar tiga bulan.

“Situasinya sangat tidak ideal,” ucap Sapto.

Ia menjelaskan, Garuda Muda masih perlu membenahi permainan. Namun, ia sangat tidak menduga mereka bisa bermain dengan berhasil menahan imbang Ekuador.

“Dari sisi permainan masih banyak yang perlu dibenahi. Tapi secara overall saya tetap puas jauh di atas ekspektasi,” ujarnya.

Selain itu, ia menjelaskan sepak bola Indonesia membutuhkan kompetisi yang sifatnya berlanjut serta berkepanjangan. Hal tersebut agar mereka terbiasa bermain pada level kompetisi bukan turnamen.

Ia juga mengatakan bahwa, Indonesia harus menyeragamkan pola permainan pada setiap daerahnya. Hal tersebut agar mereka paham permainan yang dibutuhkan Indonesia sesuai dengan kondisi mereka.

“Kita butuh kompetisi yang lebih panjang, seperti liga. Kita harus menyeragamkan pola permainannya,” jelasnya.

Artikel Terkait

Hasil Survei: Khofifah-Emil Unggul di Pilkada Jatim

FT News – Lembaga Survei Poltracking Indonesia merilis survei...

NPWP Bocor, Jokowi: Terjadi Juga di Negara Lain

FT News – Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons dugaan...