Cinta Laura Semprit Rektor Universitas Gegara Masalah Kursi
Lifestyle

Di balik citra glamor dan kecerdasannya, Cinta Laura juga menghadapi perlakuan tak mengenakkan, bahkan dalam ruang yang seharusnya menjunjung tinggi kesetaraan. Pengalaman tersebut ia ceritakan dalam wawancara doorstop yang berlangsung di Museum Nasional, Jakarta Pusat.
Kata Cinta, dalam sebuah seminar beberapa tahun lalu, ia hadir sebagai satu-satunya pembicara perempuan di antara deretan tokoh pria. Namun yang mengejutkan, alih-alih dipersilakan duduk bersama para pembicara lainnya, ia justru diarahkan ke meja tempat duduk para istri pembicara dan rektor universitas.
"Aku bukan mempertanyakan para istri, mereka pun luar biasa, banyak cerita menarik. Tapi mengapa aku tidak duduk dengan para pembicara lainnya? Aku datang sebagai pembicara juga," ujar Cinta Laura ditemui di Museum Nasional, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin (21/4/2025).
Baca Juga: Arya Vasco Akui Ketagihan Nonton Bola via Streaming: Timnas sampai Bundesliga
.
Tak tinggal diam, ia pun memutuskan untuk berpindah meja dan bergabung dengan para pembicara pria. Namun respons yang didapat justru membuat suasana menjadi canggung.
"Aku langsung bisa lihat mereka merasa nggak nyaman. Tapi, saat aku akhirnya berbicara di panggung, aku gunakan kejadian 15 menit sebelumnya itu sebagai contoh nyata ketidaksetaraan," jelasnya.
Baca Juga: TransJakarta, LRT, dan MRT Gratiskan Tiket untuk Pelanggan Perempuan di Hari Kartini
Dengan sikap elegan, Cinta tak menggunakan nada menyalahkan. Ia justru menyampaikan pesan kritis dengan cara bijak—yang akhirnya membuat pihak universitas, terutama sang rektor, menyadari kesalahan tersebut.
Bagi Cinta, kejadian itu menjadi cerminan bahwa perjuangan untuk kesetaraan perempuan masih relevan hingga hari ini.
"Sebagai perempuan, kita harus sadar bahwa kita diberdayakan oleh pendidikan. Kita berhak mengejar mimpi, memilih arah hidup sendiri, dan punya hak yang sama," katanya.
Ia pun menambahkan bahwa ketidaksetaraan bukan berarti harus dihadapi dengan kemarahan, melainkan lewat pembuktian kapasitas diri.
"Kalau kita berdiri dengan percaya diri, orang akan segan untuk meremehkan kita," tegasnya.