Curhat Yos Suprapto: Deal Digelar Awal Desember, Diundur, Ujungnya Pameran Batal
Nasional
.jpeg)
Seniman Yos Suprapto curhat terkait pameran tunggal lukisan miliknya di Galeri Nasional, Jakarta, yang kemudian dibatalkan.
Yos Suprapto mengaku awalnya sudah mencapai kesepakatan dengan kurator Suwarno Wistrotomo menggelar pameran pada 3 Desember 2024.
Kespakatan itu dijalin pada Juni 2024. Namun jelang pelaksanaan, pihak kurator mengundur jadwal pameran pada Kamis (19/12).
Baca Juga: Heboh! Galeri Nasional Bredel Pameran Tunggal Yos Suprapto Saat Pembukaan!
"Galeri Nasional telah lalai atau dengan sengaja mengesampingkan kesepakatan yang sudah disepakati jauh-jauh hari sejak bulan Juni 2023," kata Yos Suprapto di Gedung YLBHI, Jakarta Pusat, Sabtu (21/12).
"Bahwa pameran saya itu nanti tanggal 3 Desember 2024. Jadi mereka melanggar itu," sambungnya.
Yos Suprapto kecewa bukan main atas pengunduran jadwal. Sebab, ia sudah terlanjur mengundang para tamu internasional untuk datang ke pamerannya.
Baca Juga: Muncul Percakapan Curhat Mahasiswa STIP Dianiaya ke Kekasih, Polisi Bakal Selidiki
Sialnya, Yos Suprapto sudah membelikan tiket perjalanan para tamu itu.
Alhasil seniman asal Yogyakarta yang juga pakar pertanian itu pun menanggung kerugian besar.
"Saya harus mengalami kerugian materi yang cukup banyak karena saya mengundang tamu dari luar negeri, dari Australia maupun dari Filipina, dari Belanda," ungkap Yos Suprapto.
"Padahal mereka datang tanggal 1 (Desember 2204) itu diharapkan tanggal 3 bisa ikut pembukaan, tanggal 4 mereka bisa pergi ke Singapura," lanjutnya.
Yos Suprapto juga merasa "dikerjai" soal persiapan beberapa hari menjelang pameran.
Menurutnya, dari kurator Galeri Nasional tak menampakkan batang hidung saat masa persiapan.
Sehingga Munir, asistennya harus susah payah membantu pemasangan karya-karya lukisan.
"Karena waktunya sangat mepet seperti yang dijadwalkan tanggal 19 itu adalah pembukaan pameran. Sementara karya-karya belum dipasang. Makanya tanggal 14 itu saya bekerja sampai malam, " jelas Yos Suprapto.
"Proses instalasi memakan waktu tiga hari. Hingga pada akhirnya, kurator yang bernama Suwarno Wisetrotomo menampakkan diri tiga hari menjelang pameran," imbuhnya.
Namun, kata Yos Suprapto, Suwarno datang bukan untuk meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan seniman. Melainkan menyampaikan kabar buruk.
Suwarno mengabarkan Yos Suprapto bahwa dua buah lukisan yang sudah terpasang mengandung unsur makian yang terlalu vulgar.
"Alasan tidak relevan (dengan tema pameran) itu karena visualisasi yang menurut dia, sebagai ungkapan kemarahan belaka," ujar Yos Suprapto.
Yos Suprapto amat menyayangkan sikap Suwarno yang tidak bisa memaknai lukisannya dengan bahasa seni sesuai apa yang ingin disampaikannya pada pameran itu.
Terlebih lagi, kata dia, Suwarno merupakan sosok dengan latar belakang akademisi kesenian.
"Dia tidak memahami yang namanya simbol-simbol kesenian," tuturnya.
"Apakah kedaulatan pangan itu bisa berdiri sendiri tanpa adanya kekuasaan? Kebijakan pemerintah di dalam pertahanan pangan itu tidak bisa dipisahkan dari unsur politik," pungkas Yos Suprapto. (Ilham Sigit Pratama)