Dalil dan Waktu-Waktu Disunahkan Memperbanyak Bacaan Takbir saat Idulfitri

Nasional

Selasa, 01 April 2025 | 08:08 WIB
Dalil dan Waktu-Waktu Disunahkan Memperbanyak Bacaan Takbir saat Idulfitri
Ilustrasi. (Pixabay @suhailsuri)

Hari raya Idulfitri atau Lebaran merupakan momen seluruh umat Islam bersuka cita menyambut hari kemenangan.

rb-1

Islam juga mengajarkan tentang beberapa hal agar kita mengisi saat-saat Lebaran tersebut dengan gembira tapi tetap bernilai ibadah.

Rasulullah SAW dan umat Islam pertama kali menggelar perayaan hari raya Idulfitri pada tahun kedua Hijriyah (624 M) atau usai Perang Badar.

Baca Juga: Mulai 26 Februari, Tiket KA Lebaran Sudah Dapat Dipesan

rb-3

Ilustrasi. (Pixabay @jsjcreationsmm)

Dari beberapa riwayat disebutkan bahwa memperbanyak takbir dilakukan Rasulullah SAW untuk menyambut hingga saat merayakan hari raya Idulfitri. Lalu kenapa kita memperbanyak takbir saat Lebaran?

Dikutip situs Kementerian Agama bahwa Rasulullah SAW mengumandangkan takbir pada malam terakhir Ramadhan hingga pagi hari satu Syawal.

Hal ini sesuai dengan apa yang difirmankan Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 185:

Baca Juga: Dua Orang Penumpang Jatuh ke Laut saat Berdesakan Naik Kapal di Pelabuhan Merak

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ

Artinya, “Dan sempurnakanlah bilangan Ramadhan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah”. (QS. Al-Baqarah: 185).

Ada dua jenis takbir Idulfitri. Pertama, muqayyad (dibatasi), yaitu takbir yang dilakukan setelah salat, baik fardhu atau sunnah. Setiap selesai salat, dianjurkan untuk membaca takbir.

Kedua, mursal (dibebaskan), yaitu takbir yang tidak terbatas setelah salat, bisa dilakukan di setiap kondisi.

Takbir Idulfitri bisa dikumandangkan di mana saja, di rumah, jalan, masjid, pasar atau tempat lainnya. Kesunnahan takbir Idulfitri dimulai sejak tenggelamnya matahari pada malam 1 Syawal sampai takbiratul Ihramnya Imam salat Id bagi yang berjamaah, atau takbiratul Ihramnya mushalli sendiri, bagi yang salat sendirian.

Ilustrasi. (Pixabay @johnptrm)

Pendapat lain menyatakan waktunya habis saat masuk waktu salat Id yang dianjurkan, yaitu ketika matahari naik kira-kira satu tombak (+ 3,36 M), baik Imam sudah melaksanakan Takbiratul Ihram atau tidak. (Syekh Sa’id Bin Muhammad Ba’ali Ba’isyun, Busyra al-Karim, hal. 426).

Salah satu contoh bacaan takbir yang utama adalah:

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إلَّا إيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

(Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, Tuhfah al-Muhtaj, juz 3, hal. 54).

Tag Lebaran Idul Fitri takbir lebaran

Terkini