Deretan Buku Best Seller Karya Tinandrose, Kini Jadi Istri Fiki Naki
Fiki Naki resmi melepas masa lajang usai menikahi Tina Agustin atau yang lebih dikenal sebagai Tinandrose pada Senin (24/11/2025). Momen ijab kabul yang disiarkan langsung melalui akun TikTok @fikinaki memperlihatkan Fiki mengucapkan janji suci dengan lantang dan penuh keyakinan.
Di balik kabar bahagia tersebut, sosok Tinandrose langsung menjadi sorotan. Di kalangan penikmat buku, nama Tinandrose sudah cukup dikenal sebagai penulis muda dengan karya-karya best seller.
Perempuan bercadar ini dikenal lewat gaya penulisan yang puitis, emosional, dan spiritual, yang menarik pembaca dari berbagai kalangan. Popularitasnya makin meluas sejak beberapa bukunya diterbitkan di dalam dan luar negeri.
Baca Juga: Selamat! Fiki Naki Resmi Menikah dengan Penulis Tinandrose
Salah satu karyanya yang paling populer adalah buku “Untuk Nama yang Tak Berani Kusebut Dalam Doa”. Buku ini berisi monolog hati, renungan batin, dan rangkaian tulisan puitis yang mengangkat tema cinta, kehilangan, serta perjalanan emosional seseorang. Karya tersebut berhasil mencuri hati pembaca karena kedalaman makna serta gaya bahasa yang menyentuh.
Novel lainnya yang juga menjadi best seller adalah “Bagaimana Jika Tuhan Bilang Tidak?”. Buku bernuansa spiritual ini mengeksplorasi hubungan manusia dengan doa, takdir, dan ketidakpastian hidup. Ceritanya yang reflektif membuat banyak pembaca merasa terhubung dengan konflik batin yang dihadirkan di dalamnya.
Baca Juga: Biodata dan Agama Tinandrose, Penulis Buku yang Kini Jadi Istri Fiki Naki
Kedua buku tersebut tersedia di berbagai platform, mulai dari toko buku besar hingga marketplace daring. Beberapa karyanya bahkan telah diterjemahkan dan dipasarkan di luar negeri, memperluas jangkauan pembacanya.
Bagi kamu yang penasaran, berikut adalah sinopsis dua buku paling populer Tinandrose:
Untuk Nama Yang Tak Berani Kusebut Dalam Doa
Entah berapa sepertiga malam yang kuhabiskan untuk mengetuk pintu langit, dan kamulah penyebabnya. Aku tidak bosan mengungkapkan segala keresahanku dalam mencintaimu kepada Pemilik pintu langit itu. Bertanya-tanya apakah mungkin kamu yang Allah catat dalam lembar Luh Mahfuz-ku.
Meski tidak ada namamu, Allah pasti tahu kepada siapa doa-doaku dimaksudkan kerana tidak ada tabir rahsia antara hamba dan Tuhannya. Biar Dia yang memilih, manapilihan terbaik yang paling layak untuk kita.
Bagaimana Jika Tuhan Bilang Tidak?
Bagaimana rasanya bersujud di atas sajadah dengan keyakinan bahwa Ada yang sedang membuka pintu langit untuk menerima doa-doamu?
Lalu bagaimana rasanya mengangkat kedua tangan dengan keyakinan bahwa Tuhan akan memberikan apa pun yang kau doakan di atasnya?
Sayangnya, tidak semua orang memiliki keyakinan yang sebesar itu. Ada hamba yang bahkan untuk sekadar berdoa saja, rasanya seperti mengantungi dirinya sendiri.
Itu sebabnya aku sudah tidak pernah berdoa lagi. Bukan karena aku tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, tapi karena aku tahu, jawabannya akan selalu tidak, dan akan tetap tidak.