Di Era Prabowo, Indonesia Resmi Jadi Mitra BRICS
Nasional

Indonesia telah resmi menjadi mitra BRICS Plus setelah ikut hadir di KTT kelompok ini yang digelar di Kazan, Rusia, pada 23-24 Oktober 2024.
Ada 13 negara baru yang menjadi mitra BRICS Plus. Selain Indonesia, ada Aljazair, Belarusia, Bolivia, Kuba, Indonesia, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam.
Negara-negara yang bergabung menjadi mitra BRICS Plus itu belum menjadi anggota penuh, namun besar manfaatnya untuk menjalin kemitraan karena bisa membuka peluang untuk bekerja sama di berbagai bidang, seperti perdagangan, investasi, pengembangan infrastruktur, dan keselarasan politik.
Baca Juga: Media Malaysia, Beritakan IKN Banyak Tikus Setelah Libur Idul Fitri 1446 H
Memperluas pengaruh BRICS Plus memang jadi strategi untuk mendiversifikasi pengaruhnya di luar lima anggota awal (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan).
Kerjasama juga bisa menciptakan kerangka ekonomi global yang lebih inklusif. Kehadiran BRICS Plus sendiri untuk merespons didominasi Amerika Serikat beserta Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, yang dinilai tidak adil.
Presiden Prabowo Utus Menlu Sugiono
Baca Juga: Baru Dilantik Jadi Mendiktisaintek, Brian Yuliarto Irit Bicara
Presiden Prabowo Subianto mengutus Menteri Luar Negeri Sugiono usai dua hari dilantik, dan langsung terbang ke Kazan, Rusia.
Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa kehadiran Menlu Sugiyono menunjukkan komitmen Indonesia untuk terus berperan aktif dalam forum-forum internasional dan memperkuat hubungan dengan seluruh negara, termasuk negara-negara anggota BRICS Plus.
Indonesia juga menyuarakan pesan penting perdamaian serta menyerukan pentingnya negara-negara berkembang dan Global South untuk bersatu, meningkatkan solidaritas, serta memainkan peran pentingnya dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih inklusif, adil, dan setara.
Sejarah, Fungsi, dan Tujuan BRICS
BRICS yang dideklarasikan oleh Brasil, Rusia, India, dan China, dan Afrika Selatan, awalnya digagas oleh ekonom Jim O'Neill, yang bekerja di Goldman Sachs Group Inc pada tahun 2001.
Ide BRICS sendiri untuk merespons tingkat pertumbuhan yang kuat di Brasil, Rusia, India, dan China. Golnya, untuk memberikan pandangan optimistis kepada para investor di tengah keraguan pasar setelah serangan teroris di Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001.
Brasil, Rusia, India, dan China bisa merealisasikan ide atas dasar kepentingan bersama.
BRIC pun telah bekerja sama dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan forum-forum lainnya. Empat negara besar itu yakin peran mereka akan lebih besar dari dominasi AS jika suara mereka digabungkan.
Tahun 2006, merupakan rapat pertama para menlu BRIC di Rusia, yang bersamaan dengan Sidang Umum PBB.
Tahun 2009, dilanjutkan pertemuan puncak para pemimpin negara. Afrika Selatan turut diundang dan diajak bergabung dalam BRIC di akhir 2010.
Mendirikan Bank Pembangunan Baru
BRICS punya pengaruh sangat besar di bidang keuangan dan sepakat mengumpulkan dana USD100 miliar.
Dana tersebut bisa dipinjamkan kepada negara anggota selama keadaan darurat.
Dalam aksi nyata, BRICS mendirikan Bank Pembangunan Baru untuk menandingi Bank Dunia. Bank buatan BRICS dan telah menyetujui lebih dari USD30 miliar dalam bentuk pinjaman.
Pinjaman yang sudah berjalan sejak 2015 itu bisa digunakan untuk proyek-proyek besar, seperti infrastruktur air dan transportasi.
Mata Uang Bersama
BRICS juga sudah membicarakan mata uang bersama di tahun 2023, Namun, ada hambatan besar yang dihadapi negara anggota, misalnya India dan China masih berselisih sehingga hubungan ekonomi mereka terhambat.
Perselisihan itu termasuk persaingan politik dan perselisihan wilayah.
Hambatan lainnya adalah isu politik dan keamanan, di mana anggota punya kepentingan dengan AS. Selain itu, ideologi dan sistem pemerintahan anggota BRICS juga ada perbedaan.
China jagi pemegang produk domestik bruto terbesar di BRICS. Bahkan, jika keempat anggota digabungkan, China masih juara.
Sehingga, China punya pengaruh paling besar di BRICS. Di sisi lain, jumlah populasi India telah menyalip China, sehingga bisa jadi penyeimbang.
Hambatan juga dirasakan India karena China membangun proyek besar-besaran yang disebut Inisiatif Sabuk dan Jalan di Pakistan.
Bank Pembangunan Baru bermarkas di Shanghai, China, dan tidak ada pemegang saham terbesar di sini. Sebelumnya dipimpin oleh India, dan sekarang dipimpin Presiden Brasil Dilma Rousseff.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS diadakan tahun 2022 secara daring dengan dihadiri oleh Vladimir Putin.
Meskipun menyerang Ukraina di tahun 2022 hingga berperang saat ini, Rusia masih menjadi anggota BRICS.
Anggota BRICS lainnya memilih netral terhadap perang Rusia – Ukraina. Mereka menganggap perang itu sebagai masalah regional, bukan krisis global.
Invasi Rusia terhadap Ukraina juga mengubah hubungan Negara Beruang Merah itu dengan lembaga-lembaga BRICS.
Bank Pembangunan Baru pun membekukan proyek-proyek Rusia sehingga tidak bisa mengakses dolar melalui sistem mata uang asing bersama BRICS.
Arab Saudi dan Iran Tertarik Bergabung
Sekitar 19 negara tertarik bergabung dengan BRICS, dan baru 13 di antaranya telah meminta untuk bergabung, di antaranya Arab Saudi dan Iran.
Negara yang berminat gabung BRICS, di antaranya Argentina, Uni Emirat Arab, Aljazair, Mesir, Bahrain, dan Indonesia, bersama dengan dua negara dari Afrika Timur dan satu negara dari Afrika Barat yang tidak disebutkan
Bermitra dengan BRICS merupakan bagian dari pengaruh diplomatik mereka dan membuka peluang perdagangan sekaligus investasi yang menguntungkan.