Diet Populer, Apakah Cocok Bagi semua orang?
Kesehatan

FTNews - Diet menjadi salah satu cara untuk menurunkan berat badan. Namun demikian, aktivitas ini tidak boleh dilakukan secara asal. Sebab, pola makan harus disesuaikan dengan kondisi tubuh.
Diketahui diet keto dan paleo menjadi frasa paling banyak dicari di Google. Frasa ini menjadi populer lantaran banyak netizen yang membahasnya. Atau populer karena ada selebriti yang berhasil melakukannya.Â
Tetapi apakah diet populer ini benar-benar berhasil dan membuat tubuh menjadi lebih sehat? Pastinya setiap orang akan mendapatkan hasil yang berbeda. Untuk mengetahui diet yang cocok untukmu, cobalah berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi.
Baca Juga: Terungkap, Ini Efek Dehidrasi Bagi Tubuh yang Jarang Diketahui
Diet populer
Diet Keto
Pola makan ini berfokus pada konsumsi lemak, seperti daging, telur, dan keju. Pada praktiknya pola makan ini menekankan konsumsi pada makanan tinggi lemak daripada makanan yang jumlah kalorinya berasal dari protein dan karbohidrat.Â
Baca Juga: Mengenal Kato Nan Ampek, Landasan Bahasa Minang
diet Foto: Pexels
Pada umumnya, tubuh menggunakan glukosa untuk dibakar menjadi energi, yang berasal dari makan karbohidrat. Namun, diet keto menghilangkan sumber energi tersebut.
Kondisi ini mendorong tubuh menuju ketosis, yaitu proses di mana tubuh mengganti glukosa dengan membakar lemak sebagai energi. Diet ini dapat meningkatkan metabolisme, mengikis lemak, menurunkan risiko penyakit jantung, dan menjaga gula darah.
Namun perlu diperhatikan, transisi ke diet keto memiliki efek samping berupa “keto flu†dan “keto breath†yang membuat bau nafas tidak sedap.
Intermittent Fasting
Pada dasarnya pola makanan ini menekankan pada menciptakan jendela waktu makan, di mana seorang mengurangi asupan makanan dalam jangka waktu tertentu. Metode ini berpotensi menurunkan insulin yang memberikan manfaat bagi penderita diabetes.Â
Salah satu cara populernya adalah 5:2, yang mengharuskan makan normal selama lima hari dan makan terbatas selama dua hari.
Cara lain menggunakan metode 16:8. Artinya, seorang hanya dapat makan selama 8 jam sehari dan 16 jam tidak makanan apapun yang berkalori, tetapi masih bisa minum air tawar.
Meski demikian, disebutkan bahwa intermittent fasting memiliki risiko, khususnya pada orang yang perlu menjaga kestabilan kadar gula darah. Melewatkan waktu makan akan menyebabkan kontrol kadar glukosa darah menjadi lebih buruk.
Diet Paleo
Pola makan ini sudah ada sejak 2,5 juta tahun yang lalu. Pada masa itu nenek moyang kita adalah seorang pemburu dan pengumpul selama era Paleolitik.
diet Foto: neuselcacho
Mereka hanya mengonsumsi ikan, sayuran, buah-buahan, daging tanpa lemak, dan kacang-kacangan. Pola makan ini dapat mengurangi rasa lapar, menurunkan berat badan, dan turunkan tekanan darah.
Diet Dash
Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) adalah program makan yang berfokus pada penurunan risiko tekanan darah tinggi. Makanan yang dikonsumsi lebih banyak banyak potasium yang menyehatkan jantung dan lebih sedikit natrium yang merusak arteri.
diet Foto: EartingWell
Dash menekankan pada pola manan dengan banyak buah-buahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak. Selain itu, kacang-kacangan, ikan, unggas, dan karbohidrat kompleks juga dapat dimakan. Sementara itu, kamu harus membatasi daging merah, minuman manis, natrium, dan permen.