Fenomena Rojali Hadir di Tengah Lesunya Daya Beli

Ekonomi Bisnis

Senin, 21 Juli 2025 | 19:09 WIB
Fenomena Rojali Hadir di Tengah Lesunya Daya Beli
Ilustrasi Fenomena Rojali. [Instagram]

Beberapa hari belakangan ini ramai bermunculan fenomena rombongan jarang beli alias rojali di pusat perbelanjaan atau mal.

rb-1

Sekalipun fenomena tersebut bukanlah tren baru, namun rojali hadir di tengah lesunya daya beli.

Menyahuti hal itu, Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mencatat kaum rojali bermunculan setiap saat.

Baca Juga: Belum Selesai Fenomena Rojali Kini Rohana Menyapa, Omzet Mal Kian Turun

rb-3

Akan tetapi, fenomena rojali paling banyak terjadi ketika daya beli masyarakat menurun atau belum pulih.

“Pengunjung datang ke pusat perbelanjaan tapi sedikit atau tidak belanja. Ini bukan tren atau fenomena baru, kondisi tersebut selalu terjadi setiap saat,” ujar Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja dilansir dari sejumlah laman, Senin (21/7/2025).

Baca Juga: Usai Rojali dan Rohana, Kini Roh Halus Hadir 'Hantui' Pusat Perbelanjaan

“Namun saja jumlahnya akan sangat tergantung dari berbagai faktor, seperti yang terjadi saat ini, yaitu faktor daya beli masyarakat yang masih belum pulih, khususnya masyarakat kelas menengah bawah,” sambungnya.

Belum Berdampak Buruk Bagi Pengusaha Mal

Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja. [Instagram]Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja. [Instagram]

Alphonzus memastikan, tren rojali saat ini belum berdampak buruk bagi lini usaha di mal.

Secara umum atau secara rata-rata nasional kondisi itu belum mengganggu kinerja pusat perbelanjaan karena daya beli masyarakat di luar pulau Jawa relatif masih lebih stabil, dibandingkan dengan yang di pulau Jawa.

Kendati ia tak menampik bahwa menurunnya daya beli masyarakat yang berlanjut lama, akan merugikan sektor ritel, termasuk industri lainnya.

”Belum berdampak besar. Jika daya beli masyarakat tidak kunjung pulih, maka yang akan terdampak bukan cuma sektor ritel saja tetapi tentunya juga akan berdampak terhadap banyak sektor usaha lainnya antara lain seperti manufaktur, jasa, keuangan dan lainnya,” sebutnya.

Sebaliknya, menurut Alphonzus, fenomena rojali tidak bakal berlangsung lama.

Kembali Normal Seiring Normalnya Daya Beli Masyarakat

Ilsutrasi Fenomena Rojali. [Instagram]Ilsutrasi Fenomena Rojali. [Instagram]

Kondisinya akan kembali normal tatkala daya beli masyarakat juga sudah kembali normal.

Dalam menyikapi daya beli masyarakat yang lesu, lanjut Alphonzus, pihaknya menempuh beberapa strategi.

Salah satunya mengadakan promo belanja, khususnya saat menjelang Natal dan Tahun Baru nanti.

"Program promo belanja juga diselenggarakan sekaligus untuk memperpendek periode low season yang tahun ini berlangsung lebih panjang akibat Ramadhan dan Idul Fitri datang lebih awal dari tahun-tahun sebelumnya,” katanya.

Tag Rojali Rombongan Jarang Beli APPBI Alphonzus Widjaja Fenomena Rojali

Terkini