Gen Z Demo Perangi Korupsi di Meksiko Berujung Bentrok, 120 Orang Jadi Korban
Ribuan warga turun ke jalan di Mexico City, Meksiko untuk memprotes meningkatnya kejahatan, korupsi, dan impunitas di negara tersebut. Aksi ini digerakkan oleh kelompok muda Generasi Z yang merasa kondisi negara semakin memprihatinkan.
Demonstrasi tersebut berlangsung pada hari Sabtu, 15 November 2025, dan langsung menarik perhatian publik. Banyak pihak menilai aksi ini sebagai bentuk keresahan yang sudah lama terpendam.
Dukungan Berbagai Kalangan
Baca Juga: Menteri Keuangan Dipukuli Massa Gen Z, Bukan di Indonesia Tapi di Nepal
Dikutip AP News, meski digagas oleh kaum muda, protes ini turut mendapat dukungan besar dari kelompok usia lanjut di Meksiko. Beberapa pendukung partai oposisi juga hadir memberikan dorongan moral.
Aksi awalnya berlangsung damai dengan peserta membawa poster dan menyerukan perubahan. Namun situasi berubah ketika sebagian demonstran muda terlibat bentrok dengan polisi.
Baca Juga: Sering Dipakai, Benarkah Odol Bisa Menangkal Efek Gas Air Mata? Ini Penjelasan Medisnya
Beberapa pengunjuk rasa menyerang aparat menggunakan batu dan kembang api. Mereka juga memanfaatkan tongkat dan rantai untuk mendorong barikade polisi.
Dalam kericuhan tersebut, sejumlah perlengkapan kepolisian berhasil direbut massa. Tameng dan peralatan lain sempat dikuasai oleh demonstran.
120 Orang Jadi Korban
Protes di Mexico City. [x @JimFergusonUK]Sekretaris Keamanan Ibu Kota Pablo Vazquez melaporkan adanya 120 korban luka akibat bentrokan. Sebanyak 100 di antaranya merupakan petugas kepolisian yang bertugas mengamankan aksi.
Pihak kepolisian juga mengamankan 20 orang yang diduga terlibat dalam kekerasan. Penangkapan dilakukan untuk mencegah eskalasi dan menjaga ketertiban.
Fenomena protes serupa yang dipimpin Generasi Z juga muncul di berbagai negara lain tahun ini. Kelompok generasi ini semakin vokal menentang ketidaksetaraan dan kemunduran demokrasi.
Salah satu aksi terbesar terjadi di Nepal pada bulan September setelah pemerintah memberlakukan larangan media sosial. Tekanan publik tersebut akhirnya mendorong pengunduran diri perdana menteri.
Di Meksiko, para pemuda mengaku frustrasi terhadap maraknya korupsi dan lemahnya penegakan hukum. Mereka menilai ketidakadilan atas kejahatan dengan kekerasan sudah melampaui batas dan membutuhkan reformasi segera.